MANAJEMEN PROJECT (RESEARCH & DEVELOPMENT)

Nama : Sevila Nisya Kusmayadi

NPM : 0216104080

Kelas : B – Manajemen Reg B2

Dosen Pengampu: Iis Rostoawati, S.E., M.M.

RESEARCH AND DEVELOPMENT

Proyek Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan atas suatu fenomena yang muncul di masyarakat, kemudian dikembangkan sedemikian rupa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Proyek ini dapat berupa proyek yang meningkatkan dan memperbaiki mutu produk.

Kegiatan utama pada proyek ini adalah melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan produk tertentu. Proses pelaksanaan serta lingkup kerja yang dilakukan sering mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan tujuan akhir proyek. Sementara tujuan dari proyek ini adalah memperbaiki atau meningkatkan produk, pelayanan atau metode produksi.

PROSEDUR PENELITIAN PENGEMBANGAN MENURUT BORG DAN GALL

  • Melakukan analisis produk yang akan dikembangkan
  • Mengembangkan produk awal
  • Validasi ahli dan revisi
  • Ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk
  • Uji coba lapangan skala besar dan produk akhir

JENIS-JENIS RESEARCH AND DEVELOPMENT

  • Proyek yang berorientasi pada produk atau proses baru
  • Peningkatan produk atau teknologi
  • Penciptaan atau pengembangan produk platform teknologi baru

LANGKAH – LANGKAH PROYEK RESEARCH AND DEVELOPMENT

  • Penelitian dan Pengumpulan Data (Research & Information Collecting)

Langkah pertama yang dilakukan adalah analisis kebutuhan, studi literatur dan riset kecil berupa:

Analisis kebutuhan, dilakukan dengan mencari informasi terkait masalah yang dihadapi oleh lokasi atau wilayah yang dijadikan target pengembangan produk.

Studi literatur, berkaitan dengan pencarian informasi dan data empiris melalui teori dan penelitian relevan terkait produk yang akan dikembangkan. Hal ini akan menuntun peneliti dalam mengembangkan produk yang akan dihasilkan.

Riset skala kecil, hal ini dimaksudkan sebagai hasil dari pengidentifikasian yang telah dilakukan oleh peneliti terkait produk yang sekiranya dibutuhkan untuk memastikan apakah produk yang akan peneliti kembangkan benar-benar dapat menjadi produk yang dapat menyelesaikan masalah di tempat atau sekolah tersebut.

  • Perencanaan Penelitian (Planning)

Perencanaan dalam penelitian R&D meliputi: merumuskan tujuan penelitian, memperkirakan hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian, merumuskan kualifikasi peneliti dan bentuk partisipasinya dalam penelitian.

  • Pengembangan Desain (Develop Preliminary of Product)

Tahapan ini meliputi: 1) Membuat desain produk yang akan dikembangkan, 2) Menentikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama penelitian, 3) Menentukan tahap-tahap pengujian desain di lapangan

  • Uji Coba Lapangan Awal (Preliminary Field Testing)

Tahapan ini berkaitan dengan: 1) Melakukan pengujian awal terhadap desain produk, 2) Pengujian bersifat terbatas, 3) Uji coba lapangan dilakukan berkali-kali agar mendapatkan desaian yang sesuai dengan kebutuhan. Selama uji coba ini dilakukan pengumpulan informasi melalui observasi, wawancara dan pengisian quesioner.

  • Merivisi Hasil Uji Coba (Main Product Revision)

Tahapan ini merupakan perbaikan dari hasil uji coba lapangan awal. Pada tahap penyempurnaan produk awal ini, lebih banyak dilakukan dengan pendekatan kualitatif produk.

  • Uji Coba Lapangan (Main Field Testing)

Tahap ini berkaitan dengan uji produk secara lebih luas, yang meliputi: 1) Menguji efektivitas desain produk, 2) Uji efektivitas desain menggunakan teknik eksperimen model pengulangan, 3) Hasil uji lapangan adalah desain yang efektif, baik dari sisi substansi maupun metodologi. Data terkait penggunan produk dikumpulkan untuk melihat efektifitas dan efisiensi produk.

  • Revisi Hasil Uji Lapangan (Operational Product Revision)

Tahapan ini merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan uji lapangan yang lebih luas. Penyempurnaan produk pada tahap ini akan semakin memantapkan produk yang akan dikembangkan.

  • Uji Kelayakan (Operational Field Testing)

Tahap ini bekaitan dengan pengujian terhadap efektivitas dan adaptabilitas desain produk yang melibatkan pemakai produk. Uji ini dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi, quesioner, yang kemudian hasilnya dianalisis.

  • Revisi Produk Akhir (Final Product Revision)

Revisi ini didasarkan atas masukan dari uji kelayakan. Langkah ini akan semakin menyempurnakan produk yang sedang dikembangkan. Penyempurnaan produk akhir ini dipandang perlu guna keakuratan produk yang dikembangkan. Pada tahapan ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan.

  • Diseminasi dan Implementasi Produk (Dissemination and Implementation)

Mempublikasikan hasil dari produk yang dikembangkan agar dapat diimplementasikan secara umum atau dalam lingkup yang lebih luas.

PERENCANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROYEK

Kegiatan-kegiatan yang meliputi perumusan tujuan penelitian, memperkirakan hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian, perumusan kualifikasi peneliti dan bentuk partisipasinya dalam penelitian

TAHAP-TAHAP PERENCANAAN RESEARCH AND DEVELOPMENT

  1. Penyiapan rencana proyek secara detail
  • Jadwal pekerjaan
  • Anggaran dan sistim pengendalian biaya
  • Work Breakdown Structure secara rinci
  • Bagian-bagian yang beresiko tinggi dan sulit serta rencana antisipatif untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin terjadi
  • Rencana sumberdaya manusia dan penggunaannya
  • Rencana pengujian hasil proyek
  • Rencana dokumentasi
  • Rencana peninjauan pekerjaan
  • Rencana pelaksanaan hasil proyek
  1. Penentuan spesifikasi proyek secara rinci
  • Spesifikasi kebutuhan user.

Spesifikasi ini akan berhubungan dengan hasil yang diinginkan oleh user secara umum. Spesifikasi kebutuhan user akan menentukan apakah hasil proyek dapat diterima atau tidak.

  • Spesifikasi kebutuhan proyek

Spesifikasi kebutuhan proyek merupakan terjemahan teknis dari kebutuhan user. Terjemahan ini bisa dalam bentuk, ukuran, kapasitas, kecepatan, dll.

FAKTOR-FAKTOR RISIKO DALAM PROYEK

  • Faktor Bahan (material)
  • Faktor Keuangan (financing)
  • Faktor Peralatan (equipment)
  • Faktor Lingkungan dan masyarakat (environment)
  • Faktor perencanaan
  • Faktor Tenaga kerja (man power)
  • Faktor Manajemen

RESIKO PROYEK

Peristiwa tidak pasti yang bila terjadi memiliki pengaruh positif atau negatif terhadap minimal satu tujuan proyek (waktu, biaya, ruang lingkup, mutu). Risiko mungkin memiliki satu atau lebih penyebab, yang bila terjadi memiliki satu atau lebih dampak.

Manajemen Risiko Proyek adalah Proses sistematis untukmeren!anakan, mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon risiko proyek. Tujuannya untuk meningkatkan peluang dan dampak peristiwa positif, dan mengurangi peluang dan dampak peristiwa yang merugikan proyek.

Proses yang terlibat:

  • Perencanaan manajemen risiko
  • Identifikasi resiko
  • Analisis resiko kualitatif dan kuantitatif
  • Perencanaan respon resiko
  • Pengendalian dan monitoring resiko.

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

  • Proses memutuskan bagaimana mendekati dan melaksanakan aktivitas manajemen resiko untuk proyek.
  • Memastikan tingkat, tipe, dan visibilitas manajemen resiko yang setara dengan resiko dan kepentingan proyek bagi organisasI
  • Menyediakan sumberdaya dan waktu yang memadai untuk aktivitas manajemen resiko
  • Menetapkan basis yang disepakati untuk mengevaluasi resiko.

IDENTIFIKASI RESIKO

  • Menentukan risiko-risiko yang mempengaruhi proyek dan mendokumentasikan karakteristiknya.
  • Peserta yang terlibat: manajer proyek, anggota tim proyek, anggota manajemen risiko, ahli teknis diluar tim proyek, customer, end user, dan ahli manajemen risiko
  • Merupakan proses iteratif karena risiko-risiko baru mungkin diketahui sebagai kemajuan proyek melalui siklus hidupnya.

STRATEGI UNTUK RESIKO

NEGATIF

Avoid : Penghindaran resiko melibatkan perubahan rencana manajemen untuk menghilangkan ancaman oleh resiko merugikan , mengisolasi tujuan proyek dari dampak resiko, atau mengendurkan tujuan dalam bahaya

Transfer: Pemindahan resiko mensyaratkan penggantian penerima dampak negatif dari pemilik ke pihak ketiga

Mitigate: Pengurangan peluang atau dampak peristiwa beresiko merugikan ke ambang batas yang dapat diterima

POSITIF

Exploit: Strategi untuk memastikan bahwa kesempatan resiko positif dapat terealisasi

Share: Alokasi kepemilikan kepada pihak ketiga yang memiliki kemampuan terbaik menangkap peluang manfaat proyek

Enchance: Memodifikasi ukuran kesempatan dengan meningkatkan peluang dan atau dampak positif dengan mengidentifikasi dan memaksimalkan pengendali kunci dari resiko berdampak positif

ANCAMAN DAN KESEMPATAN

Acceptance: sangat jarang kemungkinan untuk menghilangkan seluruh resiko proyek. Tim proyek memutuskan tidak mengubah rencana manajemen proyek untuk menyesuaikan dengan resiko

MENGELOLA PERUBAHAN TEKNOLOGI

Konsep Perubahan (COLLIN dalam Sandi, 1:2011)

Apa yang membedakan perubahan yang direncanakan dari perubahan rutin adalah cakupan dan luasnya. Perubahan yang direncanakan bertujuan untuk menyiapkan seluruh organisasi, atau sebagian besar, untuk menyesuaikan diri pada perubahan signifikan dalam sasaran dan arah organisasi.

PENGELOLAAN RISIKO PERUBAHAN TEKNOLOGI

  • Berdasarkan teknologi risiko proyek akan meningkat jika tim proyek dan staf sistem informasi tidak memiliki keahlian teknis yang dibutuhkan. Jika tim tidak mengenal perangkat keras, perangkat lunak sistem, perangkat lunak aplikasi, atau sistem manajemen basis data yang diusulkan untuk proyek ini, kemungkinan besar proyek akan mengalami masalah teknis atau memerlukan lebih banyak waktu untuk menyelesaikannya karena kebutuhan untuk menguasai keterampilan baru.

Sumber

http://dwina.blog.widyatama.ac.id/

https://www.eurekapendidikan.com/2014/12/karakteristik-r-research-and-development.html

https://www.academia.edu/13254372/Manajemen-risiko-proyek

https://media.neliti.com/media/publications/226261-manajemen-perubahan-dan-implementasi-dal-e8a39fd0.pdf

 

LIFE CYCLE COSTING

Nama : Sevila Nisya Kusmayadi

Npm : 0216104080

Kelas : B – Reguler Manajemen B2

Dosen Pengampu: Iis Rostiawati, S.E. M.M

Life cycle costing merupakan teknik manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasi dan memonitor biaya produk selama siklus hidupnya. Siklus hidup meliputi semua tahap, mulai dari perancangan produk dan pembelian bahan baku hingga pengiriman dan pelayanan atas produk yang sudah jadi.

Menurut Paul Barringer dan DavidWeber (1996)

 Life Cycle Cost (LCC) adalah suatu konsep pemodelan perhitungan biaya dari tahap permulaan sampai pembongkaran suatu aset dari sebuah proyek sebagai alat untuk mengambil keputusan atas sebuah studi analisis dan perhitungan dari total biaya yang ada selama siklus hidupnya.

LCC menjadi penting karena memiliki manfaat sebagai berikut :

  • Untuk meningkatkan kesadaran biaya
  • Evaluasi Seluruh biaya hidup
  • Memaksimalkan pendapatan
  • Memahami latar belakang teoritis nilai waktu uang dan analisis risiko serta dampaknya terhadap proses pengambilan keputusan

Pentingnya menggunkan LCC:

  • Project Engineering ingin meminimalkan biaya modal
  • Maintenance Engineering ingin meminimalkan jam perbaikan
  • Produksi ingin memaksimalkan jam operasi
  • Realibility Engineering ingin membatalkan kegagalan
  • Akuntansi ingin memaksimalkan nilai sekarang bersih proyek
  • Pemegang saham ingin meningkatkan kekayaan pemegang saham
  • LCC dapat digunakan sebagai alat keputusan manajemen untuk menyinkronkan konflik divisi dengan memfokuskan pada fakta, uang, dan waktu.

Klasifikasi biaya LCC:

LCC Merupakan suatu rencana mengenai pengeluaran usulan dari suatu proyek konstruksi sepanjang usia proyek tersebut. Pada pelaksanaan pembangunan, mulai dari ide, studi kelayakan, perencanaan, pelaksanaan, sampai pada operasi pemeliharaan dan pembongkaran membutuhkan bermacam-macam biaya yang dikelompokkan menjadi beberapa komponen, yaitu : biaya awal, biaya penggunaan dan biaya perwatan.

Komponen biaya

Total biaya selama siklus hidup dibagi menjadi 3, yaitu:

 

  • Biaya hulu, terdiri dari riset dan pengembangan, desain yang membuat prototype, pengujian, teknis, dan pengembangan kualitas.
  • Biaya produksi, terdiri dari pembelian, biaya produksi langsung, biaya produksi tidak langsung.
  • Biaya hilir, terdiri dari pemasaran dan distribusi pengemasan, pengangkutan, contoh, promosi, advertensi, dan pelayanan serta garansi keluhan, pelayanan, pertanggungjawaban produk, dukungan kepada pelanggan.

Rumus LCC

LCC = Biaya Awal + Biaya Penggunaan +Biaya Perawatan dan Penggantian

Pengembangan Model LCC

Kegiatan utama dari Siklus Hidup Biaya pengembangan model adalah Perincian Biaya Struktur (CBS) pembangunan dan pemilihan komponen biaya metode estimasi. Output LCC adalah perkiraan Biaya Life Cycle, termasuk distribusi pada skala waktu, biaya driver, kepekaan estimasi parameter tertentu dan risiko akibat ketidakpastian parameter desain.

Penggunaan model LCC

LCC untuk Supplier :

Dengan menggunakan LCC, Supplier dapat mengoptimalkan desain mereka dengan mengevaluasi alternatif dan dengan melakukan studi trade-off.

Dengan menggunakan LCC, Supplier dapat mengevaluasi berbagai strategi biaya operasi dan pemeliharaan (untuk membantu pengguna produk).

LCC untuk Customer :

Dengan menggunakan LCC, pelanggan dapat mengevaluasi dan membandingkan produk-produk alternatif.

Dengan menggunakan LCC, pelanggan dapat menilai kelayakan ekonomi proyek atau produk.

 

Sumber:

Presentasi Kelompok Novi & Winda:

http://afirdauz.blogspot.com/2013/04/metode-analisis-life-cycle-cost.html?m=1

http://dwina.blog.widyatama.ac.id/

https://www.academia.edu/31954805/ANALISIS_LIFE_CYCLE_ COST_PADA_PEMBANGUNAN_GEDUNG_Studi_Kasus_Sekolah_St._URSULA_Kotamobagu

PROJECT CONTROL

Nama : Sevila Nisya Kusmayadi

NPM : 0216104080

Kelas : B – Reguler Manajemen B2

Dosen Pengampu: Iis Rostiawati, S.E., M.M

PROJECT CONTROL

Bertujuan untuk memberikan informasi status suatu proyek secara rutin sehingga setiap orang dapat membuat tindakan di saat trend proyek menunjukkan hal yang negatif.

Project Control terdiri dari:

  1. Planning (Scheduling)proses pembuatan jadwal/schedule proyek yang logis dan realistis, me monitoring schedule tersebut secara rutin, melakuan forecast kapan proyek tersebut akan selesai,  melakukan control dan reporting untuk suatu pekerjaan yang harus dilakukan dalam rentang waktu tertentu dan seluruh pekerjaan yang harus dilakukan  sampai proyek selesai.
  2. Cost Management and ControllProses Cost control melakukan monitoring dari pengeluaran proyek (Project Cost) Vs progress suatu proyek, mengukur variance dari budget yang telah ditetapkan dan mempersiapkan rekomendasi untuk mencapai cost proyek yang minimum.
  3. Cost EstimatingCost Estimating melakukan prediksi quantities, cost dan harga dari sumberdaya project yang dibutuhkan dalam pelaksanaan suatu proyek.  Cost estimating merupakan input utama dalam penyiapan budget, cost dan value analysis dan cost & schedule control. Estimasi  dilakukan melalui  perhitungan dan perkiraan  dari cost resources dan method pelaksanaannya.

Cost and Schedule Risk Analysis

Cost and Schedule Risk Analysis adalah analisa mengenai impact dari resiko-resiko yang mungkin muncul pada fase-fase pelaksanaan suatu proyek terhadap project schedule dan cost.

PROJECT MANAGEMENT

Adalah usaha pada suatu kegiatan agar tujuan adanya kegiatan tersebut dapat tercapai secara efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah dimana hasil  penggunaan sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas, biaya, waktu dan lain-lainnya. Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber daya dan pemilihan sub kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat penggunaan sumber lain dan lain-lain. Oleh sebab itu manajemen proyek pada suatu proyek konstruksi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan begitu saja, karena tanpa manajemen suatu proyek, konstruksi akan sulit berjalan sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun kualitas

Sasaran utama manajemen proyek:

  1. Pengembangan dan penyelesaian sebuah proyek dalam budget yang telah ditentukan, jangka waktu yang telah ditetapkan dan kualitas bangunan proyek sesuai dengan spesifikasi teknik yang telah dirumuskan,
  2. Bagi kontraktor yang bonafide yaitu untuk mengembangkan reputasi akan kualitas pekerjaannya (workmanship) serta mempertahankannya.
  3. Menciptakan organisasi di kantor pusat maupun di lapangan yang menjamin beroperasinya pekerjaan proyek secara kelompok (team work),
  4. Menciptakan iklim kerja yang mendukung baik dari segi sarana,kondisi kerja, keselamatan kerja dan komunikasi timbal balik yang terbuka antara atasan dan bawahan.
  5. Menjaga keselarasan hubungan antara sesamanya sehingga orang yang bekerja akan didorong untuk memberikan yang terbaik dari kemampuan dan keahlian mereka.

LINE OF BALANCING (KESEIMBANGAN LINI)

Salah satu faktor penting dalam menjalankan produksi. Line Of Balancing adalah Strategi produksi untuk menyeimbangkan waktu dan beban kerja di sejumlah proses yang saling berhubungan dalam suatu lini produksi sehingga tidak terjadi kemacetan proses ataupun kapasitas yang berlebihan.

Untuk memastikan keseimbangan lini yang optimal, tugas atau beban kerja untuk setiap stasiun kerja harus memiliki jumlah kerja yang hampir sama waktunya untuk dikerjakan serta tidak boleh melebihi waktu siklus stasiun kerja yang telah ditentukan.

Lini Produksi harus dirancang secara efektif dan tugas-tugas perlu didistribusikan diantara pekerja, mesin dan stasiun kerja untuk memastikan setiap segmen lini dalam proses produksi dapat dipenuhi dalam kerangka waktu dan kapasitas produksi yang tersedia.

Manfaat Line Balancing:

  1. Meningkatkan efisiensi proses (improve process efficiency).
  2. Menghindari waktu pada proses atau stasiun yang menganggur (reduce idle time).
  3. Mengurangi waktu proses secara keseluruhan (reduce total processing time).
  4. Meningkatkan rasio pencapaian target produksi (Increase production rate).
  5. Meningkatkan profit (increase profit)
  6. Mengurangi pemborosan dan biaya-biaya yang tidak diperlukan (Reduce waste and unnecessary cost).

Cara penggunaan Line Balancing:

  1. Mengetahui Takt Time setiap Stasiun Kerja

    Langkah pertama dalam Line Balancing adalah mengetahui Takt Time untuk setiap Stasiun Kerja. Kita perlu mengetahui tingkat permintaan pelanggan dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proses.

    Rumus yang digunakan untuk menghitung Takt Time adalah :

    T = Ta / D

    Dimana:
    T = Takt Time

    Ta = Time Available (Waktu kerja bersih yang tersedia)
    D = Demand (Permintaan Pelanggan)

  2. Membuat Rincian Proses

    Untuk memastikan keseimbangan, sangat penting untuk memahami hubungan dan urutan antara berbagai tugas dalam suatu proses. Membuat rincian proses mengidentifikasikan hubungan dan urutan diantara proses-proses yang berkaitan.

  3. Memahami Waktu yang dibutuhkan pada setiap Kegiatan Proses

    Setelah membuat rincian proses, kita perlu memahami waktu yang dibutuhkan pada setiap stasiun kerja atau kegiatan proses. Setiap rincian proses harus diketahui waktu pengerjaan dan kemudian dijumlahkan menjadi Total Cycle Time atau Total Waktu Siklus pada Stasiun Kerja yang bersangkutan. Kita dapat menyajikannya dalam bentuk grafik agar jelas dan mudah dilihat.

  4. Identifikasikan stasiun kerja yang memiliki selisih

    Setelah mengetahui waktu kerja setiap stasiun kerja mana, langkah selanjutnya adalah identifikasikan stasiun kerja mana yang memiliki selisih waktu dengan siklus waktu yang ditetapkan, baik selisih waktu yang lebih tinggi maupun selisih waktu lebih rendah.

  5. Analisis dan Lakukan Tindakan PenyeimbanganSetelah diidentifikasikan stasiun yang memiliki selisih waktu dengan waktu siklus yang ditetapkan, lakukan tindakan penyeimbangan beban kerja sehingga total waktu siklus stasiun kerja yang bersangkutan lebih rendah dari TOTAL SIKLUS WAKTU (Total Cycle Time) Stasiun kerja yang ditentukan.
  6. Evaluasi dan Pemantauan HasilStasiun-stasiun kerja yang telah diseimbangkan proses dan tugasnya harus dievaluasi dan dipantau hasilnya.

KRITERIAN PENGENDALIAN PROYEK

Pengendalian dilakukan seiring dengan pelaksanaan proyek. Pengendalian proyek dilakukan agar proyek tetap berjalan dalam batas waktu, biaya dan performan yang ditetapkan dalam rencana.

Perbedaanantara perencanaan dan pengendalian, yaitu :Perencanaan berkonsentrasi pada penetapan arah dan tujuan, pengalokasian sumberdaya, pengantisipasian masalah, pemberian motivasi kepada partisipan untuk mencapai tujuan.

Sedangkan pengendalian berkonsentrasi pada pengendalian pekerjaan ke arah tujuan, penggunaan sumberdaya secara efektif, perbaikan/ koreksi, pemberian imbalan pencapaian tujuan.

Jenis pengedalian proyek:

  1. Pengendalian internal. Pengendalian yang mengacu pada tindakan pengendalian yang didasarkan pada standard yang berasal dari sistem kontraktor sendiri.
  2. Pengendalian eksternal. Pengendalian yang didasarkan pada prosedur tambahan yang ditetapkan pihak klien atau user.

Langkah dalam proses pengendalian proyek:

  1. Menentukan standard performansi, misalnya sepesifikasi teknis, biaya yang dianggarkan, jadwal atau kebutuhan sumberdaya
  2. Membandingkan performan aktual dengan performan standard
  3. Melakukan tindakan koreksi terhadap penyebab terjadinya perbedaan performansi aktual terhadap performansi standard

Masalah dalam pengendalian Proyek (yang sering dijumpai):

  1. Hanya menekankan pada satu faktor dan mengabaikan faktor lain. Misalnya pengendalian hanya menekankan pada Faktor biaya sementara faktor  performansi diabaikan.
  2. Prosedur pengendalian tidak diterima oleh staff karena kurang memahami arti penting pengendalian
  3. Terjadinya pelaporan informasi yang kurang akurat
  4. Para manajer terlibat dalam beberapa proyek yang menyebabkan terabaikannya salah satu proyek.
  5. Kesalahan mekanisme dan pelaporan akuntansi
  6. Manajer tidak tegas terhadap isu-isu kontroversial dan menganggap masalah akan selesi dengan sendirinya sejalan dengan berlalunya waktu.

PENINJAUAN PERKEMBANGAN PROYEK (REVIEW MEETING)

Dalam manajemen proyek dikenal istilah Review Meeting yang mirip dengan Quality Circle (QC). Review Meeting merupakan pertemuan untuk memantau proyek yang diselenggarkan secara teratur.

Tujuan review meeting:

  1. Mengetahui masalah-masalah berkenaan dengan jadwal, biaya dan penyelesaian masalah.
  2. Mengetahui masalah-masalah yang mungkin muncul di masa yang akan datang.
  3. Mencari kesempatan untuk melakukan perbaikan performansi proyek

 

Sumber:

Presentasi kelompok IIn & Hana:

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-takt-time-cara-menghitung-takt-time/

https://ipqi.org/manajemen-proyek-project-management/

SUMBER DAYA PROYEK

Nama : Sevila Nisya Kusmayadi

NPM : 0216104080

Kelas : Reg B2/ S1 Manajemen

Dosen Pengampu : Iis Rostoawati, S.E., M.M.

Sumber Daya Proyek

Sumber daya adalah sarana yang merupakan kebutuhan untuk menjalankan proyek agar dapat mencapai tujuan dan sasaran proyek secara efektif dan efisien.

Pengaruh Sumber Daya Pada perencanaan proyek

  • Perencanaan sumber daya yang baik sesuai dengan kebutuhan logis proyek, akan membantu pencapaian sasaran dan tujuan proyek secara maksimal.
  • Kebutuhan sumber daya pada tiap proyek tidak selalu sama, tergantung pada skala dan tingkat keunikan proyek
  • Perencanaan sumber daya dapat dihitung dengan pendekatan matematis yang dapat menghasilkan tingkat penyimpangan yang minimal serta perkiraan yang mendekati kondisi sebenarnya.
  • Pertimbangan sumber daya yang tersedia bisa mengubah estimasi penyelesaian proyek karena sumberdaya yang terbatas untuk suatu aktivitas atau kegiatan tertentu yang bisa membuat waktu pengeraan aktivitas tersebut lebih panjang, begitu juga sebaliknya.

Klarifikasi sumber Daya Proyek

Sumber daya proyek terdiri dari beberapa jenis diantaranya biaya, waktu, sumber daya manusia, material (Bahan Baku), dan juga peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan proyek, dimana dalam mengoperasionalkan sumber daya tersebut perlu dilakukan dalam suatu sistem manajemen yang baik, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal.

Biaya (cost) merupakan modal awal dari pengadaan suatu proyek, dimana biaya dapat didefinisikan sebagai jumlah segala usaha dan pengeluaran yang dilakukan dalam mengembangkan, memproduksi, dan mengaplikasikan produk. Biaya produksi sangat perlu diperhatikan karena sering mengandung sejumlah biaya yang tidak perlu. Dalam menentukan besar biaya suatu pekerjaan atau pengadaan tidaklah harus selalu berpedoman kepada harga terendah secara mutlak.

Bentuk Laporan Keuangan :

  • Laporan berkala : Harian, Mingguan, Bulanan. Berisi pemasukan dan pengeluaran proyek oleh tiap unit / divisi proyek.
  • Laporan Akhir : Memuat pemasukan dan pengeluaran total secara global dan bersifat informatif
  • Laporan penggunaan keuangan selama berlangsugnya proyek

Waktu (time) merupakan sumber daya utama dalam pelaksanaan suatu proyek. Perencanaan dan pengendalian waktu dilakukan dengan mengatur jadwal, yaitu dengan cara mengidentifikasi titik kapan pekerjaan mulai dan kapan berakhir. Sementara perencanaan dan pengendalian merupakan bagian dari penyusunan biaya. Dalam hubungan ini, sering kali pengelola proyek beranggapan bahwa penyelesaian proyek semakin cepat semakin baik, akan tetapi pada kenyataannya perencanaan waktu harus dihitung berdasarkan man-hour dari perkiraan biaya, hal tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung lamanya kegiatan pada jadwal itu sehingga penggunaan waktu dapat optimal.

Sumberdaya Manusia (Human Resources), untuk merealisasikan lingkup proyek menjadi deliverable, diperlukan pengelolaan SDM yang optimal, pengelolaan sumberdaya manusia meliputi :

  • Sumber Daya Bahan Dalam setiap proyek pemakaian material merupakan bagian terpenting yang mempunyai prosentase cukup besar dari total biaya proyek. Oleh karena itu penggunaan teknik manajemen untuk membeli, menyimpan, mobilisasi dan menghitung material/bahan baku menjadi sangat penting.

Material harus dikelola dengan baik agar kebutuhan mencukupi pada waktu dan tempat yg direncanakan

Ketepatan waktu dan tempat akan tersedianya material dapat mempengaruhi jadwal yg telah direncanakan.

Kerja sama dan komunikasi antara pemasok material dengan kontraktor pelaksana proyek harus berjalan baik.

  • Sumber Daya Peralatan (Equipment Resources), peralatan merupakan salah satu sumber daya terpenting yang dapat mendukung tercapainya suatu tujuan yang diinginkan, oleh karenanya penentuan kebutuhan peralatan, keputusan pembelian/sewa peralatan dalam proyek harus direncanakan dengan baik.Peralatan yg akan digunakan dalam proyek harus diidentifikasi lebih dahulu agar sesuai dengan kondisi daerah proyek.

Tingkat kebutuhan pemakaian alat dapat direncanakan secara efektif dan efisien.

Hal-hal yang perlu diidenfikasi lebih dahulu adalah sbb : Medan kerja, cuaca, mobilisasi peralatan ke lokasi proyek, sarana komunikasi, fungsi peralatan, kondisi peralatan.

Aturan Prioritas

As Soon as Possible – Minimum Slack First

As Late as Possible – Most Critical Followers

Shortest Task First – Most Successors

Most Resource First – Arbitrary

Hambatan dalam proyek

Hubungan antara progress, waktu dan ketersediaan/penggunaan sumber daya merupakan fokus utama dari pengalokasian sumber daya, dalam prosesnya kendala yang sering ditemui diantaranya :

  • Terbatasnya Waktu

Proyek harus diselesaikan pada waktu tertentu menggunakan sesedikit mungkin sumber daya.

  • Terbatasnya Sumber daya

Proyek harus diselesaikan secepat mungkin tanpa harus melebihi batasan dari penggunaan sumber daya atau contraint umum dari sumber daya tersebut.

 

Sumber:

Kelompok Angga & Hardian Ega:

https://www.google.com/search?q=sumber+daya+proyek&oq=sumber+daya+proyek+&aqs=chrome..69i57j0l7.8616j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

 

 

 

 

 

PROJECT COST MANAGEMENT

NAMA

NPM

KELAS/FAKULTAS

DOSEN PENGAMPU

 

ANGGARAN PROYEK

Anggara proyek Adalah seni memperkirakan (the Art of Approximating) kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia pada suatu proyek.

Tujuan

  • Untuk menyatakan harapan atau sasaran perubahan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghndari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen.
  • Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak yang terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung dan dilaksanakan.
  • Untuk menyediakan rencana rinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarah yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
  • Untuk mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya.
  • Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi.

Hubungan anggara proyek dan manajemen proyek

  • Perkiraan Biaya memegang peranan peting dalam penyelengaraan manajemen proyek. Anggaran proyek dipergunakan untuk :
  • Mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek
  • Merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti material, tenaga kerja, pelayanan
  • maupun waktu
  • Sebagai acuan dasar pelaksanaan proyek

Manfaat Anggaran Proyek

  • Anggaran merupakan hasil dari proses perencanaan, berarti anggaran mewakili kesepakatan negosiasi di antara partisipan yang dominan dalam suatu organisasi mengenai tujuan kegiatan di masa yang akan dating.
  • Anggaran merupakan gambaran tentang prioritas alokasi sumber daya yang dimiliki karena dapat bertindak sebagai blue print aktivitas perusahaan
  • Anggaran merupakan alat komunikasi internal yang menghubungkan departemen (divisi) yang satu dengan departemen (divisi) lainnya dalam organisasi maupun dengan manajemen puncak.
  • Anggaran menyediakan informasi tentang hasil kegiatan yang sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
  • Anggaran sebagai alat pengendalian yang mengarah manajemen untuk menentukan bagian organisasi yang kuat dan lemah, hal ini akan dapat mengarahkan manajemen untuk menentukan tindakan koreksi yang harus diambil.
  • Anggaran mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan untuk bekerja dengan konsisten, efektif dan efisien dalam kondisi kesesuaian tujuan antara tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan.

Dalam menyusun hendaknya didahului dengan survey untuk mengkaji hal-hal berikut :

  • Kondisi lokasi
  • Keperluan akomodasi
  • Jalur logistik
  • Sarana komunikasi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses penganggaran

  1. Perencanaan

Perencanaan adalah fondasi sebuah proyek. Tanpa rencana yang matang, pengejaan tidak akan berjalan lancar dan akan ada banyak masalah yang bisa menghambat pengerjaan proyek. Beberapa aspek yang perlu direncanakan adalah

  • Anggaran
  • Jadwal Pengerjaan
  • Pengelolahan bahan material dan alat-alat proyek
  1. Kontrol dan Pengawasan

Pada saat pengerjaan, proyek membutuhkan kontrol dan pengawasan yang baik, agar prosesnya tidak melenceng dari rencana yang telah dibuat sebelumnya. Contohnya :

  • Keterlambatan penyediaan bahan material
  • Penyediaan jenis alat yang tidak sesuai
  • Pengerjaan yang harus dilakukan ulang karena memiliki hasil yang tidak bagus.
  • Project Cost Management (Manajemen Biaya Proyek) adalah sebuah metode yang menggunakan teknologi untuk mengukur biaya dan produktivitas melalui siklus hidup penuh proyek tingkat perusahaan.

Proses dalam cost management:

  1. Perencanaan sumber daya
  2. Estimasi
  • Tipe Estimasi Biaya
  • Alat Bantu dan Teknik Estimasi Biaya: Pendekatan atas-bawah, Pendekatan bawah-atas, dan Pendekatan parametric

Estimasi biaya harus sudah dilakukan sejak tahap konsepsi proyek. Dengan demikian perkiraan biaya proyek dapat dilakukan dengan baik sehingga menghasilkan estimasi biaya yang akurat. Artinya estimasi biaya tidak terlalu tinggi yang menyebabkan tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain dalam tahap tender, atau tidak terlalu rendah yang meski dapat memenangkan tender namun ujungnya mengalami kesulitan pendanaan karena diangarkan kurang. Terkadang perkiraan biaya yang rendah dilakukan dengan sengaja untuk maksud sekedar memenangkan  tender. Setelah tender dimenangkan, kemudian dilakukan negosiasi dengan klien untuk memperbesar nilai proyek. Yang demikian ini disebut buy in. Praktek seperti ini beresiko dan tidak etis, namun banyak dilakukan yang berujung pada korupsi.

Estimasi biaya untuk pekerjaan yang sifatnya renovasi atau adaptasi bisa didasarkan pada pekerjaan serupa yang pernah dilakukan, akan tatapi untuk pekerjaan yang bersifat pengembangan dan belum pernah ada pekerjaan serupa di masa lalu, maka estimasi benar-benar menjadi suatu pekerjaan yang kritikal.

Setidaknya ada tiga pendekatan pokok dalam memperkirakan biaya dilihat dari cara pengumpulan informasi, yaitu:

  • Perkiraan Biaya secara top-down

Dalam pendekatan ini, manajer puncak memperkirakan biaya seluruh proyek, Selanjutnya, gambaran umum estimasi proyek tersebut diberikan kepada manajer di bawahnya untuk melakukan estimasi biaya untuk paket kerja yang lebih kecil yang menjadi bagian dari keseluruhan pekerjaan proyek. Hal ini dilakukan sampai pada level manajer tingkat paling bawah. Batasan estimasi biaya untuk manajer tingkat lebih bawah adalah bahwa mereka tidak bisa mengusulkan eatimasi biaya yang lebih besar dari yang sudah diperkirakan oleh manajer di atasnya.

  • Perkiraan Biaya secara Bottom Up

Pada pendekatan ini,  pertama-tama yang dilakukan adalah merinci pekerjaan proyek menjadi pekerjaan-pekerjaan yang lebih detail. Selanjutnya, orang-orang yang terlibat dalam pengerjaan paket kerja diminta pendapatnya mengenai biaya yang dibutuhkan dan waktu untuk penyelesaian suatu paket pekerjaan. Pendekatan  Bottom Up ini jarang digunakan karena riskan dari sudut pandang manajer puncak. Ada kecenderungan kekurangpercayaan manajer puncak terhadap bawahannya yang mungkin akan melebih-lebihkan (mark-up) perkiraan biaya yang diperlukan untuk menjamin keberhasilan di departemennya masing-masing.

  • Kombinasi Top Down dan Bottom Up

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang banyak digunakan dalam mengestimasi biaya. Pada pendekatan ini, manajer tingkat atas mengundang bawahannya untuk mengajukan usulan perkiraan biaya pekerjaan.. Selanjutnya bawahwan tersebut menyampaikan permintaan manajer tingkat atas tersebut ke tingkat yang lebih bawah melalui departemen, devisi, seksi sampai subeksi . Usulan dari bawah tersebut selanjutnya dikumpulkan. Saat meminta usulan perkiraan biaya dari bawahannya, manajer puncak memberi catatan tntang batasan-batasan yang diperbolehkan dalam memperkirakan biaya, baik menyangkut jumlah maupun prioritas pekerjaan. Dengan demikian ketika bahawan mengajukan usulan perkiraan biaya, maka catatan dari manajer puncak telah menjadi pertimbangan.

  1. Penganggaran biaya
  • Elemen-elemen Anggaran Biaya Proyek : Biaya tenaga kerja langsung, Biaya tenaga kerja tidak langsung, dan Biaya overhead dan administrasi umum
  1. Pengendalian biaya

PENYUSUNAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

Rencana anggaran biaya suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah serta biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.

Tahap penyusunan:

  • Bill of Quantity (BQ)
  • Analisis Biaya Konstruksi (SNI)
  • Harga Satuan Pekerja (HSP)
  • Rencana Anggara Biaya (RAB)
  • Rekapitulasi

Komponen penyusunan RAB

  • Kebutuhan Material (unsur bahan)
  • Upah tenaga kerja (unsur upah)
  • Biaya peralatan (unsur upah/bahan)
  • Biaya tidak langsung (unsur upah/bahan)

Pembagian Rencana anggaran biaya kasar

  • Rencana Anggaran Biaya Kasar

Contoh:

1) luas bangunan 100 m

2) harga Rp 75.000/m

3) harga seluruhnya = 100 x Rp 75.000 = Rp 7.500.000

  • Rencana Anggaran Biaya Terperinci

Penyusunan anggaran biaya yang dihitung secara terperinci didasarkan atau didukung oleh:

1) bestek,

2) gambar bestek,

3) harga satuan pekerjaan

Contoh penggunaan teknik perhitungan adalah sebagai berikut.

1)  Cara Harga Satuan

  • Semua harga satuan dan volume setiap jenis pekerjaan dihitung.
  • Misalnya: 1 m beton bertulang harganya Rp 205.000,00 dan volume pekerjaan 100 m maka biaya seluruhnya:
  • 100 m x Rp 205.000,00 = Rp 20.500.000,00.

2) Cara Harga Seluruhnya

  • Dihitung volume bahan-bahan yang dipakai dan buruh yang dikaryakan , kemudian dikalikan dengan harga masing-masing dan dijumlahkan.

 

Sumber:

Presentasi Kelompok: Akmal & Shilla

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/estimasi-biaya-dan-penganggaran-proyek

ANGGARAN PROYEK

NAMA : SEVILA NISYA KUSMAYADI

NPM : 0216104080

KELAS/FAKULTAS : B/MANAJEMEN S1

DOSEN PENGAMPU: IIS ROSTIAWATI, S.E., M.M.

 

Anggara proyek adalah seni memperkirakan (the Art of Approximating) kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia pada suatu proyek.

Tujuan

  • Untuk menyatakan harapan atau sasaran perubahan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghndari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen.
  • Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak yang terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung dan dilaksanakan.
  • Untuk menyediakan rencana rinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarah yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
  • Untuk mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya.
  • Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi.

Hubungan anggara proyek dan manajemen proyek

  • Perkiraan Biaya memegang peranan peting dalam penyelengaraan manajemen proyek. Anggaran proyek dipergunakan untuk :
  • Mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek
  • Merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti material, tenaga kerja, pelayanan
  • maupun waktu
  • Sebagai acuan dasar pelaksanaan proyek

Manfaat Anggaran Proyek

  • Anggaran merupakan hasil dari proses perencanaan, berarti anggaran mewakili kesepakatan negosiasi di antara partisipan yang dominan dalam suatu organisasi mengenai tujuan kegiatan di masa yang akan dating.
  • Anggaran merupakan gambaran tentang prioritas alokasi sumber daya yang dimiliki karena dapat bertindak sebagai blue print aktivitas perusahaan
  • Anggaran merupakan alat komunikasi internal yang menghubungkan departemen (divisi) yang satu dengan departemen (divisi) lainnya dalam organisasi maupun dengan manajemen puncak.
  • Anggaran menyediakan informasi tentang hasil kegiatan yang sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
  • Anggaran sebagai alat pengendalian yang mengarah manajemen untuk menentukan bagian organisasi yang kuat dan lemah, hal ini akan dapat mengarahkan manajemen untuk menentukan tindakan koreksi yang harus diambil.
  • Anggaran mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan untuk bekerja dengan konsisten, efektif dan efisien dalam kondisi kesesuaian tujuan antara tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan.

Dalam menyusun hendaknya didahului dengan survey untuk mengkaji hal-hal berikut :

  • Kondisi lokasi
  • Keperluan akomodasi
  • Jalur logistik
  • Sarana komunikasi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses penganggaran

  1. Perencanaan

Perencanaan adalah fondasi sebuah proyek. Tanpa rencana yang matang, pengejaan tidak akan berjalan lancar dan akan ada banyak masalah yang bisa menghambat pengerjaan proyek. Beberapa aspek yang perlu direncanakan adalah

  • Anggaran
  • Jadwal Pengerjaan
  • Pengelolahan bahan material dan alat-alat proyek
  1. Kontrol dan Pengawasan

Pada saat pengerjaan, proyek membutuhkan kontrol dan pengawasan yang baik, agar prosesnya tidak melenceng dari rencana yang telah dibuat sebelumnya. Contohnya :

  • Keterlambatan penyediaan bahan material
  • Penyediaan jenis alat yang tidak sesuai
  • Pengerjaan yang harus dilakukan ulang karena memiliki hasil yang tidak bagus.
  1. Pencatatan Uang

Dalam melaksanakan proyek secara keseluruhan, tentunya pencatatan di setiap transaksi keuangan baik itu pengeluaran ataupun pemasukan harus dilakukan. Dengan pencatatan keuangan yang dilakukan setiap transaksi, anda dapat melihat pergerakan keuangan selama proyek berlangsung.

  1. Mengelola alat, Barang dan Bahan Material Keperluan Proyek

Masalah yang sering dihadapi setiap kontraktor dalam pengolahan alat, bahan dan barang kebutuhan proyek adalah sulitnya melacak keberadaan dan jumlah barang tersebut. Misalnya : julah semen yang ada di gudang, jumlah besi yang masih dipesan dll. Hal ini dapat berdampak pada terlambatnya kedatangan alat adan bahan ke lokasi proyek.

Sumber: Presentasi Kelompok Indriyana & Nida

 

QUALITY MANAGEMENT

Nama : Sevila Nisya Kusmayadi

NPM: 0216104080

Kelas: B- Reg. Manajemen B2

Dosen Pengampu: Iis Rostiawati, S.E., M.M

Total Quality Management (TQM)

Total Quality Management (TQM) didefinisikan sebagai pendekatan dalam menjalankan usaha yang berupaya memaksimumkan daya saing melalui penyempurnaan secara terus menerus, atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan organisasi.

TQM memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Fokus pada pelanggan (internal dan eksternal)
  2. Berorientasi pada kualita
  3. Menggunakan pendekatan ilmiah
  4. Memiliki komitmen jangka panjang
  5. Kerja sama tim
  6. Menyempurnakan kualitas secara berkesinambungan
  7. Pendidikan dan pelatihan
  8. Menerapkan kebebasan yang terkendali
  9. Memiliki kesatuan tujuan
  10. Melibatkan dan memberdayakan karyawan

5 pilar utama TQM:

  1. Produk, Barang / jasa sebagai titik fokus pencapaian tujuan organisasi
  2. Proses, Barang / jasa yang berkualitas dicapai dengan adanya kualitas proses.
  3. Organisasi, Kualitas proses tidak akan tercapai tanpa adanya organisasi yang tepat.
  4. Kepemimpinan, Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai
  5. Komitmen, Tidak mungkin ke empat pilar berjalan dengan baik tanpa adanya komitmen.

Kriteria kesuksesan 5 pilar TQM

  1. Kesadaran, Kesadaran atas kualitas dan berorientasi pada kualitas dalam ativitasnya, termasuk dalam setiap proses dari produk/jasa
  2. Kemanusiaan, Untuk menerjemahkan kualitas dalam memperlakukan karyawan selalu diikutsertakan dan diberi inspirasi
  3. Desentralisasi, Memberikan wewenang  pada semua tingkatan, terutama pada lini depan, sehingga tujuan bersama tercapai
  4. Menyeluruh, Agar semua prinsip, kebijakan, dan kebiasaan mencapai setiap sudut dan celah-celah organisasi

Manfaat TQM bagi perusahaan/organisasi

  1. Proses desain produk menjadi lebih efektif, yang akan berpengaruh pada kinerja kualitas, yaitu keandalan produk, product features, dan serviceability.
  2. Penyimpangan yang dapat dihindari pada proses produksi mengakibatkan produk yang dihasilkan sesuai dengan standar, meniadakan pengerjaan ulang, mengurangi waktu kerja, mengurangi kerja mesin, dan menghemat penggunaan material.
  3. Hubungan jangka panjang dengan pelanggan akan berpengaruh positif bagi kinerja organisasi, antara lain dapat merespon kebutuhan pelanggan dengan lebih cepat, serta mengantisipasi perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
  4. Sikap pekerja yang baik akan menimbulkan partisipasi dan komitmen pekerja pada kualitas, rasa bangga bekerja sehingga akan bekerja secara optimal, perasaan tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja organisasi.

Metode-metode TQM

  1. Metode W. Edwards Demming

Siklus Deming PDCA (Plan-Do-Check-Act) :

  • Mengembangkan rencana perbaikan (plan). Ini merupakan langkah setelah dilakukan pengujian ide perbaikan masalah. Rencana perbaikan disusun berdasarkan prinsip 5-W (what, why, who, when, dan where) dan 1 H (how), yang dibuat secara jelas dan terinci serta menetapkan sasaran dan target yang harus dicapai. Dalam menetapkan sasaran dan target harus dengan memerhatikan prinsip SMART (specific, measurable, attainable, reasonable, dan time).
  • Melaksanakan rencana (do). Rencana yang telah disusun diimplementasikan secara bertahap, mulai dari skala kecil yang pembagian tugas secara merata sesuai dengan kapasitas dan kemampuan setiap personil. Selama dalam melaksanakan rencana harus dilakukan pengendalian yaitu mengupayakan agar seluruh rencana dilaksanakan dengan sebaik mungkin sasaran dapat dicapai.
  • Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (check atau study). Memeriksa atau meneliti hasil merujuk pada penetapan apakah pelaksanaannya berada dalam jalur, sesuai dengan rencana dan memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan. Alat atau piranti yang dapat digunkan dalam memeriksa adalah pareto diagram, histogram, dan diagram kontrol.
  • Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (action). Penyesuaian dilakukan bila dianggap perlu, yang didasarkan hasil analisis di atas. Penyesuaian berkaitan dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari timbulnya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya.
  1. Metode Joseph M. Juran

Juran’s Basic Steps to Progress merupakan tiga langkah dasar yang harus dilakukan perusahaan bila mereka ingin mencapai kualitas tingkat dunia. Juran juga yakin bahwa ada titik diminishing return dalam hubungan antara kualitas dan daya saing. Ketiga langkah tersebut terdiri atas berikut ini:

  • Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambungan yang dikombinasikan dengan dediksi dan keadaan yang mendesak.
  • Mengadakan program pelatihan secara luas.
  • Membantu komitmen dan kepemimpinan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi.
  1. Metode Philp B. Crosby

Dikenal dengan manajemen zero defect dan pencegahan yang menentang tingkat kualitas yang dapat diterima secara statistik (acceptable quality level). Pandangan-pandangan Crosby dirangkumnya dalam ringkasan yang ia sebut sebagai dalil-dalil manajemen kualitas, yaitu:

  • Definisi kualitas adalah sama dengan persyaratan. Definisi kualitas menurut Crosby adalah memenuhi atau sama dengan persyaratan (conformance to requirements). Kurang sedikit saja dari persyaratan maka suatu barang atau jasa dikatakan tidak berkualitas. Persyaratan itu sendiri dapat berubah sesuai dengan keinginan pelanggan, kebutuhan organisasi, pemasok dan sumber, pemerintah, teknologi, serta pasar atau persaingan.
  • Sistem kualitas adalah pencegahan. Pada masa lalu, sistem kualitas adalah penilaian (appraisal). Dalam suatu proses pasti ada input dan output. Di dalam proses kerja internal sendiri ada empat kendali input, di mana proses pencegahan dilakukan, yaitu pada: a). Fasilitas dan perlengkapan. b). Pelatihan dan pengetahuan. c). Prosedur, pedoman/manual operasi standar, dan pedoman standar kualitas. d). Standar kinerja/prestasi.
  • Kerusakan nol (zero effect) merupakan standar kinerja yang harus digunakan. Konsep yang berlaku di masa lalu, yaitu konsep mendekati (close enough concept), misalnya efisensi mesin mendekati 95%. Tetapi, jika dihitung besar inefisensi 5% dikaliakan dengan penjualan maka akan didapat nilai yang cukup besar. Crosby mengajukan konsep kerusakan nol, yang menurutnya dapat tercapai bila perusahaan melakukan sesuatu dengan benar sejak awal proses dan setiap kali proses.
  • Ukuran kualitas adalah price of nonconformance. Price of nonconformance (PONC) adalah biaya yang harus dikeluarkan karena melakukan kesalahan. Price of conformance adalah biaya yang dikeluarkan bila tugas dilakukan secara benar semenjak pertama kalinya. Kualitas harus merupakan sesuatu yang dapat diukur. Biaya untuk menghasilkan kualitas juga harus terukur. Menurut Crosby, biaya mutu merupakan penjumlahan antara price of nonconformance dan price of conformance. Untuk keperluan ini di butuhkan konfirmasi persyaratan dari pelanggan.

MUTU DAN PENGENDALIAN MUTU PROYEK

Mutu (Kualitas) adalah Ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu, dengan cara membuat suatu dasar tolak ukur dan cara pengendaliannya.

Manajemen mutu adalah Aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan atau organisasi.

Contoh :

Dalam suatu proyek gedung, pelanggan dapat berarti pemberi tugas, penyewa gedung, atau masyarakat pemakai sebagai contoh dasar kepuasan pelanggan.

Hal ini menyangkut kualitas :

  1. Produk/pelayanan/proses pelaksanaan
  2. Proses manajemen proyek itu sendiri

Pengendalian Mutu Proyek (Diffokuskan pada manajemen proyek):

  1. Continuous Quality Management, Model atau cara ini digunakan untuk meningkatkan proses bisnis sebagai cara hidup dari semua organisasi yang ingin mencapai posisi yang kompetitif dalam arus industri yang cepat.
  2. Process Management Model, Model atau cara ini digunakan untuk menghubungkan faktor kesuksesan yang kritis pada proses bisnis, membangun fondasi untuk meneruskan mengadakan suatu analisis terhadap langkah dan proses dalam meningktakan dan kesempatan yang ada.

Penggunaan Mutu dalam manajemen proyek konstruksi

Manajemen mutu/kualitas yang terpadu merupakan pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan kualitas yang diinginkan.

6 Lingkup dari pekerjaan proyek untuk menguji dan memeriksa kualitas/mutu, yaitu :

  1. Kualitas penerangan dan keputusan dari klien
  2. Kualitas proses desain
  3. Kualitas material dan komponen
  4. Kualitas kumpulan proyek
  5. Kualitas kegiatan manajemen proyek
  6. Manajemen proyek sebagai rata-rata dari peningkatan kualitas proyek

SISTEM MANAJEMEN MUTU

Sistem adalah Sistem adalah sekelompok komponen yang terdiri atas manusia dan atau bukan manusia yang diorganisasikan dan diatur sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama, atau hasil akhir.

ISO 9000 Series

Sebagai dasar dari suatu seri standard quality management, yang merupakan persyaratan penting bagi perusahaan untuk menjamin konsistensi produksi dan pengiriman yang tepat waktu terhadap barang & jasa.

Mampu memberikan keuntungan dalam manajemen kualitas/mutu bagi semua organisasi, karena dengan penerapan ISO-9000  organisasi mampu membangun perusahaannya sehingga mempunyai kemampuan penyediaan barang dan pelayanan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Tujuan Sistem manajemen mutu

Menurut Gasperz (2002;10) tujuan dari SMM adalah sebagai berikut:

  1. Menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu; Kesesuaian antara kebutuhan dan persyaratan yang ditetapkan pada suatu standar tertentu terhadap proses dan produk yang dihasilkan oleh organisasi sangat penting.
  2. Memberikan kepuasan kepada konsumen melalui pemenuhan kebutuhan dan persyaratan proses dan produk yang ditentukan pelanggan dan organisasi;
    Keputusan pelanggan adalah reaksi emosional dan rasional positif pelanggan. Untuk mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan, segenap anggota organisasi dituntut untuk memliki kompetensi dalam menjalankan tugas dan  tanggungjawabnya masing-masing.

Syarat penggunaan dalam manajemen mutu

  1. Inspeksi

Suatu alat untuk mengukur kegiatan proses kontruksi untuk memeriksa apakah standarspesifikasi telah dicapai

  1. Quality Control

Teknik & aktivitas operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencangkup monitoring, mengeliminasi problem, mengurangi penyimpangan serta usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.

  1. Quality Assurance

Pemastian mutu ( quality assurance ) adalah seluruh tindakan yang sistematis dan terencana yang diperlukan agar terjadi kepastian dan kepercayaan terhadap mutu produk/jasa yang diberikan.

Aktivitas QA mencangkup kegiatan proses, baik internal maupun eksternal, termasuk merumuskan pelanggan. Adapun teknik da alat Quality Assurance

  • Quality Audit, Suatu tim ahli yang berasal dari pihak ketiga eksternal (bukan dari internal perusahaan) akan melakukan peninjauan proses dan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan.
  • Process Analysis, Menganalisis setiap proses untuk menemukan kemungkinan (potensi) terjadinya produk cacat ataupun proses-proses yang tidak memiliki nilai tambah kemudian carikan akar penyebabnya dan lakukan tindakan perbaikannya.
  • Mencakup berbagai teknik diagram yang membantu untuk menemukan permasalahan, ide perbaikan, pengambilan keputusan dan prioritas permasalahan yang harus diselesaikan.

 

Sumber:

Presentasi kelompok 7 (Irma & Mutya)

https://www.kajianpustaka.com/2017/11/pengertian-karakteristik-metode-manfaat-total-quality-management.html

https://kipmi.or.id/sistem-manajemen-mutu.html

PROJECT SCHEDULING

NAMA : SEVILA NISYA KUSMAYADI

NPM : 0216104080

KELAS : B – REGULER MANAJEMEN B2

DOSEN PENGAMPU : IIS ROSTIAWATI, S.E., M.M.

Critical Path Method (CPM)

  • Merupakan teknik menganalisis jaringan kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total.
  • Merupakan sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan waktu tercepat yang mungkin agar proyek dapat diselesaikan.
  • Merupakan jalur terpanjang dalam network diagram dan mempunyai kesalahan paling sedikit.
  • Menghitung proyek yang waktunya sudah diketahui.
  • Tidak mempertimbangakan keterbatasan sumber daya, jadi diasumsikan sumber daya tersedia tak terbatas.

Dengan diterapkannya Critical Path Method maka dimungkinkan untuk:

  • Memperkirakan durasi minimum proyek
  • Menghitung fleksibilitas jadwal pengerjaan tugas

Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan jalur kritis ini:

  • Tertundanya pekerjaan di jalur kritis akan menunda penyelesaian jalur proyek ini secara keseluruhan.
  • Penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat dipercepat dengan mempercepat penyelesaian pekerajaan – pekerjaan di jalur kritis.
  • Slack pekerjaan jalur kritis sama dengan 0 (nol). Hal ini memungkinkan relokasi sumber daya dari pekerjaan non kritis ke pekerjaan kritis.

Terdapat dua jenis perhitungan dalam CPM

  1. Forward pass, digunakan untuk mendapatkan durasi minimum proyek dan critical path (jalur kritis)

Dimulai dari Start (initial event) menuju Finish (terminal event) untuk menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E).

Aturan Hitungan Maju (Forward Pass):

Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai.

Waktu selesai paling awal suatu kegiatan sama dengan waktu mulai paling awal, ditambah dengan kurun waktu kegiatan yang mendahuluinya.
EF(i-j) = ES(i-j) + t (i-j)

Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu yang menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling awal (EF) yang terbesar dari kegiatan terdahulu.

  1. Backward Pass, digunakan untuk mengidentifikasi fleksibilitas jadwal pengerjaan tugas

Dimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi (L).

Aturan Hitungan Mundur (Backward Pass)

Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan.
LS(i-j) = LF(i-j) t

Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.

Apabila kedua perhitungan tersebut telah selesai maka dapat diperoleh nilai Slack atau Float yang merupakan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas dalam sebuah jaringan kerja.

ANGGARAN PROYEK

Pengangaran adalah suatu rencana pengalokasian sumber daya. Suatu anggaran tidak hanya merupakan suatu rencana yang menjadi pedoman tetapi juga sebagai alat kontrol untuk melihat sejauh mana penyimpangan yang terjadi pada biaya aktual terhadap yang direncanakan.

Elemen-elemen Anggaran Biaya Proyek:

  1. Biaya Tenaga Kerja Langsung
  2. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
  3. Biaya Overhead dan Administrasi Umum

          Menurut Filley (1975) penyebab utama timbulnya konflik yang sering terjadi di lingkungan proyek adalah batas wewenang dan tanggung jawab yang kurang jelas. Adanya konflik kepentingan, hambatan komunikasi, tidak adanya pengertian bersama (konsensus).

Faktor yang menyebabkan konflik adalah:

  1. Kondisi kontrak (kurangnya kesempurnaan dalam dokumen kontrak, kegagalan dalam pembayaran, kondisi psikologi orang-orang dalam proyek)
  2. Gambar desain yang tidak lengkap
  3. Proses pekerjaan
  4. Waktu

Ditinjau dari sudut manjerial, metode-metode penanganan konflik antara lain:

  1. Memaksakan kehendak (forcing)
  2. Mencari upaya pemecahan masalah (problem solving)
  3. Berdamai atau kompromi
  4. Mendinginkan suasana

 

Sumber:

Presentasi Kelomopok  Diyan & Ismi

http://pixelbali.com/informasi-teknologi/critical-path-method.html

 

 

 

 

 

 

 

PROJECT MANAGEMENT

Nama : Sevila Nisya Kusmayadi

NPM : 0216104080

Kelas : B – Manajemen Reguler B2

Dosen Pengampu : Iis Rostiawati, S.E., M.M.

Pembahasan:

  1. Manajemen Waktu Proyek
  2. Hubungan antar aktivitas
  3. Gantt Chart
  4. PERT

Manajemen Waktu Proyek

Manajemen waktu proyek adalah tahapan mendefinisikan proses-proses yang perlu dilakukan selama proyek berlangsung berkaitan dengan penjaminan agar proyek dapat berjalan tepat waktu dengan tetap memperhatikan keterbatasan biaya serta penjagaan kualitas produk atau servis dari proyek.

Tujuan utama manajemen waktu pada proyek adalah agar pelaksanaan proyek sesuai lingkupnya dapat memenuhi target wakt proyek yang telah ditentukan. Fokus manajemen waktu adalah membuat perencanaan jadwal proyek yang handal dan optimum atas sumberdaya dan biaya serta pengendalian jadwal yang mampu mengidentifikasi dini keterlambatan untuk penanganan yang efektif dan efisien.

Faktor Penghambat Proyek

  1. Faktor material
  2. Faktor desain dan perencanaan
  3. Faktor pelaksanaan dan hubungan kerja
  4. Faktor peralatan
  5. Faktor kondisi dan keadaan di lapangan
  6. Faktor di luar kemampuan kontraktor

Hubungan Antar Aktivitas

  • Predecessors adalah suatu tugas yang harus dimulai/dakhiri sebelum tugas tertentu dimulai.
  • Successor adalah suatu tugas yang tidak dapat dimulai/diakhiri sebelum tugas tertentu dimulai/diakhiri.

hubungan aktivitas dalam manajemen proyek ada empat, yaitu:

  • Hubungan finish to start (FS)
  • Hubungan finish to finish (FF)
  • Hubungan start to start (SS)
  • Hubungan start to finish (SF)

Gantt Chart

Dikembangkan oleh Henry Laurence Gantt pada tahun 1910. Gantt chart merupakan sejenis grafik batang (Bar Chart) yang digunakan untuk menunjukan tugas-tugas pada Proyek serta Jadwal dan waktu pelaksanaannya, seperti waktu dimulainya tugas tersebut dan juga batas waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang bersangkutan. Orang atau Departemen yang ditugaskan untuk menyelesaikan Tugas dalam proyek juga harus dituliskan dalam Gantt Chart.

Kelebihan Gantt Chart

  • Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek. Gantt Chart sangat mudah dipahami, balok horizontal (horizontal bar) dibuat pada tiap kegiatan proyek sepanjang garis waktu.Sederhana dan mudah dimengerti oleh semua tingkat manajemen sehingga dapat diterima secara luas.
  • Gantt chart digunakan untuk penjadwalan sederhana atau proyek-proyek yang
    kegiatannya tidak terlalu berkaitan atau proyek kecil.
  • Gantt Chart juga dapat digunakan untuk penjadwalan operasi yang berulang.
  • Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya pada saat pelaporan
  • Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan.

Kekurangan Gantt Chart

  • Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.
  • Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan, karena pada umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.
  • Gantt chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antara
    aktivitas dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya
    terlambat atau dipercepat, sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt chart.

PERT (Program Evaluation and Review Technique)

Merupakan suatu metode yang bertujuan untuk (semaksimal mungkin) mengurangi adanya penundaan kegiatan (proyek, produksi, dan teknik) maupun rintangan dan perbedaan-perbedaan, mengkoordinasikan dan menyelaraskan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan pekerjaan dan mempercepat selesainya proyek-proyek (Nurhayati, 2010).

Karakteristik PERT:

Proyek yang kompleks menggunakan metode PERT, maka akan diketahui :

  • Kapan proyek selesai
  • Bagaimana urut-urutan pekerjaan, kapan mulainya dan kapan selesainya
  • Pekerjaan mana yang paling lama
  • Pekerjaan mana yang tertunda
  • Pekerjaan mana yang dapat perhatian khusus

Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT secara umum adalah bahwa perkiraan atas waktu yang dibutuhkan bagi masing-masing kegiatan bersifat subyektif dan tergantung pada asumsi. Sehingga secara umum PERT cenderung terlalu optimis

kelebiha PERT dalam menetapkan waktu penyelesaian sebuah proyek.

  • PERT memiliki asumsi bahwa proyek yang akan dilaksanakan adalah baru,
  • tidak ada contoh sebelumnya. Berdasarkan atas asumsi itu, maka orientasi dari metode PERT adalah mengoptimalkan waktu penyelesaian proyek dan belum menekankan soal minimisasi biaya. Oleh karena belum ada pengalaman sebelumnya, maka waktu penyelesaian pekerjaan tertentu yang ada dalam proyek bersifat probabilistik.
  • PERT mencoba mengestimasi waktu aktivitas ini dengan formula. Bahkan,
    PERT juga mencoba mencari suatu ukuran tentang variabilitas waktu penyelesaian paling awal.
  • PERT dapat bekerja dengan ketidakpastian melalui penggunaan waktu probabilitas (Ma’arif, Syamsul Mohammad dan Tanjung, Hendri, 2003). Bila waktu
    kegiatan individual acak, maka waktu proyek juga akan acak. Bila waktu kegiatan
    tidak pasti, lintasan kritis pun bersifat acak. Hanya saja, karena bekerja dengan
    ketidakpastian, maka lintasan kritis penyelesaian proyek pun menjadi tidak pasti.
    Inilah gambaran dari metode PERT, yaitu risiko ketidakpastian.
  • Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan seperti
    menit, jam, hari, minggu atau bulan adalah unit umum yang biasa digunakan waktuuntuk penyelesaian suatu kegiatan. Sebuah fitur yang membedakan PERT adala kemampuannya untuk menghadapi ketidakpastian di masa penyelesaian kegiatan.

Aturan diagram PERT

  • Satu kegiatan hanya boleh diwakili satu anak panah
  • Tidak ada 2 kegiatan yang ditunjukkan oleh ekor kejadian dan kepada kejadian
    yang sama.

  • Untuk mengatasi masalah seperti di atas dibuat kegiatan dummy : (tidak ada)

  • Untuk menyakinkan hubungan urutan yang benar maka buat daftar pertanyaan :
    • Kegiatan apa yang harus selesai terlebih dahulu sebelum kegiatan ini
      dilakukan ?
    • Kegiatan apa yang harus mengikuti kegiatan-kegiatan ini ?
    •  Kegiatan apa yang harus dikerjakan serentak ?

 

Sumber:

Presentasi kelompok (Aniza & Reni)

http://jawarakesehatan.blogspot.com/2016/12/makalah-gant-chart-dan-cara-membuatnya.html

https://fairuzelsaid.wordpress.com/2009/10/26/pasi-teknik-penjawalan-proyek-menggunakan-pert-program-evaluation-and-review-technique/

PROJECT MANAGEMENT

Nama : Sevila Nisya Kusmayadi

NPM : 0216104080

Kelas : B – Manajemen Reg B2

Dosen Pengampu : Iis Rostiawatim S.E., M.M.

1. Human Resource Management Project

Merupakan proses mengatur, mengelola, dan memimpin sumber daya manusia yangada dalam sebuah proyek dan menggunakannya sesuai dengan porsi dan kemampuan masing-masing untuk mencapai hasil yang efektif dan efisien. Dalam pelaksanaannya proyek ini merupakan proyek yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat pemanfaatan sumberdaya manusia yang terlibat dalam suatu proyek agar lebih efektif.

Manajemen human resource dibutuhkan dalam proyek untuk memastikan bahwa tenaga ahli yang ditugaskan kompeten dan telah bekerja secara profesional.

Secara umum, ada empat tahap dalam proses human resource manajemen proyek:

  • Plan human resource management, merupakan proses identifikasi dan dokumentasi peran proyek, tanggungjawab, keterampilan yang dibutuhkan, dan mencipatakan rencana kerja manajemen kepegawaian.
  • Acquire project team, merupakan proses mengkonfirmasi ketersediaan sumberdaya dan memperoleh tim yang diperlukan untuk meyelesaikan kegiatan proyek.
  • Develope the project team, merupakan proses peningkatan kompetensi, interaksi anggota tim, dan lingkungan tim secara keseluruhan untuk meningkatkan kinerja proyek.
  • Manage project team, merupakan proses kerja anggota tim pelacakan, memberikan umpan balik, menyelesaikan masalah, dan mengelola perubahan untuk mengoptimalkan kinerja proyek.

2. Linear responsibility Chart (LRC)

LRC disebut juga matriks tanggung jawab yang digunakan dalam manajemen proyek. Matriks ini menjelaskan peran dan tanggung jawab antar bagian di dalam suatu proyek atau proses. Matriks ini berbentuk tabel dan memiliki tiga kunci, yaitu:

  • aktivitas/kegiatan
  • penanggungjawab/stakeholder
  • tingkat partisipasi

Rumus LRC terdiri dari:

R = Responsible (Harus jelas siapa penanggungjawabnya)

A = Accountable (Harus jelas siapa penanggungjawabnya)

C = Consult (Jangan terlalu banyak konsultasi karena akan banyak orang terlibat)

I = Information (orang yang perlu mengetahui tindakan dan hasil ataupun keputusan yang telah diambil)

Langkah-langkah Pembuatan RACI Chart:

  • Mengidentifikasikan proses dan fungsi pekerjaan yang diinginkan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Proses permasalahan tersebut perlu diselidiki dan dipelajari secara menyeluruh dan menetapkan objektif atau tujuan yang ingin dicapainya.
  • Mengidentifikasikan peran dan fungsi pekerjaan yang harus dilakukan, mengidentifikasikan –pihak-pihak yang terkena dampak permasalahan tersebut dan siapa yang harus melakukan pekerjaan tersebut.
  • Menetapkan orang yang melaksanakan tugas atau pekerjaan. Manajemen perlu menetapkan peran dan tanggung jawab untuk masing-masing individu.
  • Mengidentifikasikan orang yang melaksanakan tugas/pekerjaan (Responsible) dan pihak-pihak yang dimasukan kedalam daftar A (accountable), C (consulted) dan I (informed). Pada Diagram RACI ini, hanya ada satu orang/pihak pelaksana. Sedangkan A, C dan I dapat terdiri dari 2 pihak atau lebih.
  • Meninjau kembali tugas-tugas tersebut sehingga tidak terjadi penggandaan kerja dan proses.

Contoh RACI Chart

3. Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi dibandingkan dengan input yang digunakan, seorang karyawan dapt dikatakan produktif apabila mampu. Sementara itu produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumberdaya manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. peningkatan produktivitas hanya mungkin dilakukan oleh manusia (Siagian : 2002).

Dalam perkembangan perusahaan dipengaruhi dua faktor, yaitu:

  • Faktor ekstern, diantaranya perusahaan pesaing, inat konsumen pada produk, lokasi geografis perusahaan.
  • Faktor intern diantaranya tingkat output yang diproduksi, biaya produksi, volume penjualan, kualitas produk. dll

Sumber yang mempengaruhi produktivitas, antara lain :

  • Bersumber dari pekerjaan

Suatu pekerjaan yang banyak memerlukan gerakan yang dapat mengakibatkan produktivitas kerja menjadi rendah. Oleh karena itu, agar gerakan dalam melakukan pekerjaan cepat dan tepat terlebih dahulu diadakan “Time and Motion Study”. Dengan dua studi tersebut dapat tercipta gerakan  – gerakan yang efektif dan dapat memperlancar pekerjaan sekaligus mengurangi kesalahan karyawan.

  • Bersumber dari karyawan itu sendiri.

Semangat dan kegairahan kerja para karyawan merupakan unsur penting guna mencapai produktivitas yang tinggi. Maka sebaiknya pimpinan memperhatikan unsur penting tersebut seperti melalui :

  • Gaji yang memadai
  • Kebutuhan karyawan perlu diperhatikan
  • Penempatan karyawan pada posisi yang tepat.

Sumber:

https://www.slideshare.net/riawanbangkit/project-human-resource-management-15586946

https://www.academia.edu/32354906/PROJECT_HUMAN_RESOURCE_MANAGEMENT_Diajukan_untuk_memenuhi_laporan_presentasi_mata_kuliah_Manajemen_Proyek_Oleh

https://kecklojen.malangkota.go.id/2016/09/21/pengertian-produktivitas-kerja-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhinya/

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-raci-chart-dan-cara-membuatnya/

Presentasi Kelompok (Melinda Apriliyani)

Google.co.id (Gambar-Gambar