QUALITY MANAGEMENT

Nama : Sevila Nisya Kusmayadi

NPM: 0216104080

Kelas: B- Reg. Manajemen B2

Dosen Pengampu: Iis Rostiawati, S.E., M.M

Total Quality Management (TQM)

Total Quality Management (TQM) didefinisikan sebagai pendekatan dalam menjalankan usaha yang berupaya memaksimumkan daya saing melalui penyempurnaan secara terus menerus, atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan organisasi.

TQM memiliki karakteristik sebagai berikut:

  1. Fokus pada pelanggan (internal dan eksternal)
  2. Berorientasi pada kualita
  3. Menggunakan pendekatan ilmiah
  4. Memiliki komitmen jangka panjang
  5. Kerja sama tim
  6. Menyempurnakan kualitas secara berkesinambungan
  7. Pendidikan dan pelatihan
  8. Menerapkan kebebasan yang terkendali
  9. Memiliki kesatuan tujuan
  10. Melibatkan dan memberdayakan karyawan

5 pilar utama TQM:

  1. Produk, Barang / jasa sebagai titik fokus pencapaian tujuan organisasi
  2. Proses, Barang / jasa yang berkualitas dicapai dengan adanya kualitas proses.
  3. Organisasi, Kualitas proses tidak akan tercapai tanpa adanya organisasi yang tepat.
  4. Kepemimpinan, Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai
  5. Komitmen, Tidak mungkin ke empat pilar berjalan dengan baik tanpa adanya komitmen.

Kriteria kesuksesan 5 pilar TQM

  1. Kesadaran, Kesadaran atas kualitas dan berorientasi pada kualitas dalam ativitasnya, termasuk dalam setiap proses dari produk/jasa
  2. Kemanusiaan, Untuk menerjemahkan kualitas dalam memperlakukan karyawan selalu diikutsertakan dan diberi inspirasi
  3. Desentralisasi, Memberikan wewenang  pada semua tingkatan, terutama pada lini depan, sehingga tujuan bersama tercapai
  4. Menyeluruh, Agar semua prinsip, kebijakan, dan kebiasaan mencapai setiap sudut dan celah-celah organisasi

Manfaat TQM bagi perusahaan/organisasi

  1. Proses desain produk menjadi lebih efektif, yang akan berpengaruh pada kinerja kualitas, yaitu keandalan produk, product features, dan serviceability.
  2. Penyimpangan yang dapat dihindari pada proses produksi mengakibatkan produk yang dihasilkan sesuai dengan standar, meniadakan pengerjaan ulang, mengurangi waktu kerja, mengurangi kerja mesin, dan menghemat penggunaan material.
  3. Hubungan jangka panjang dengan pelanggan akan berpengaruh positif bagi kinerja organisasi, antara lain dapat merespon kebutuhan pelanggan dengan lebih cepat, serta mengantisipasi perubahan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
  4. Sikap pekerja yang baik akan menimbulkan partisipasi dan komitmen pekerja pada kualitas, rasa bangga bekerja sehingga akan bekerja secara optimal, perasaan tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja organisasi.

Metode-metode TQM

  1. Metode W. Edwards Demming

Siklus Deming PDCA (Plan-Do-Check-Act) :

  • Mengembangkan rencana perbaikan (plan). Ini merupakan langkah setelah dilakukan pengujian ide perbaikan masalah. Rencana perbaikan disusun berdasarkan prinsip 5-W (what, why, who, when, dan where) dan 1 H (how), yang dibuat secara jelas dan terinci serta menetapkan sasaran dan target yang harus dicapai. Dalam menetapkan sasaran dan target harus dengan memerhatikan prinsip SMART (specific, measurable, attainable, reasonable, dan time).
  • Melaksanakan rencana (do). Rencana yang telah disusun diimplementasikan secara bertahap, mulai dari skala kecil yang pembagian tugas secara merata sesuai dengan kapasitas dan kemampuan setiap personil. Selama dalam melaksanakan rencana harus dilakukan pengendalian yaitu mengupayakan agar seluruh rencana dilaksanakan dengan sebaik mungkin sasaran dapat dicapai.
  • Memeriksa atau meneliti hasil yang dicapai (check atau study). Memeriksa atau meneliti hasil merujuk pada penetapan apakah pelaksanaannya berada dalam jalur, sesuai dengan rencana dan memantau kemajuan perbaikan yang direncanakan. Alat atau piranti yang dapat digunkan dalam memeriksa adalah pareto diagram, histogram, dan diagram kontrol.
  • Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (action). Penyesuaian dilakukan bila dianggap perlu, yang didasarkan hasil analisis di atas. Penyesuaian berkaitan dengan standarisasi prosedur baru guna menghindari timbulnya kembali masalah yang sama atau menetapkan sasaran baru bagi perbaikan berikutnya.
  1. Metode Joseph M. Juran

Juran’s Basic Steps to Progress merupakan tiga langkah dasar yang harus dilakukan perusahaan bila mereka ingin mencapai kualitas tingkat dunia. Juran juga yakin bahwa ada titik diminishing return dalam hubungan antara kualitas dan daya saing. Ketiga langkah tersebut terdiri atas berikut ini:

  • Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambungan yang dikombinasikan dengan dediksi dan keadaan yang mendesak.
  • Mengadakan program pelatihan secara luas.
  • Membantu komitmen dan kepemimpinan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi.
  1. Metode Philp B. Crosby

Dikenal dengan manajemen zero defect dan pencegahan yang menentang tingkat kualitas yang dapat diterima secara statistik (acceptable quality level). Pandangan-pandangan Crosby dirangkumnya dalam ringkasan yang ia sebut sebagai dalil-dalil manajemen kualitas, yaitu:

  • Definisi kualitas adalah sama dengan persyaratan. Definisi kualitas menurut Crosby adalah memenuhi atau sama dengan persyaratan (conformance to requirements). Kurang sedikit saja dari persyaratan maka suatu barang atau jasa dikatakan tidak berkualitas. Persyaratan itu sendiri dapat berubah sesuai dengan keinginan pelanggan, kebutuhan organisasi, pemasok dan sumber, pemerintah, teknologi, serta pasar atau persaingan.
  • Sistem kualitas adalah pencegahan. Pada masa lalu, sistem kualitas adalah penilaian (appraisal). Dalam suatu proses pasti ada input dan output. Di dalam proses kerja internal sendiri ada empat kendali input, di mana proses pencegahan dilakukan, yaitu pada: a). Fasilitas dan perlengkapan. b). Pelatihan dan pengetahuan. c). Prosedur, pedoman/manual operasi standar, dan pedoman standar kualitas. d). Standar kinerja/prestasi.
  • Kerusakan nol (zero effect) merupakan standar kinerja yang harus digunakan. Konsep yang berlaku di masa lalu, yaitu konsep mendekati (close enough concept), misalnya efisensi mesin mendekati 95%. Tetapi, jika dihitung besar inefisensi 5% dikaliakan dengan penjualan maka akan didapat nilai yang cukup besar. Crosby mengajukan konsep kerusakan nol, yang menurutnya dapat tercapai bila perusahaan melakukan sesuatu dengan benar sejak awal proses dan setiap kali proses.
  • Ukuran kualitas adalah price of nonconformance. Price of nonconformance (PONC) adalah biaya yang harus dikeluarkan karena melakukan kesalahan. Price of conformance adalah biaya yang dikeluarkan bila tugas dilakukan secara benar semenjak pertama kalinya. Kualitas harus merupakan sesuatu yang dapat diukur. Biaya untuk menghasilkan kualitas juga harus terukur. Menurut Crosby, biaya mutu merupakan penjumlahan antara price of nonconformance dan price of conformance. Untuk keperluan ini di butuhkan konfirmasi persyaratan dari pelanggan.

MUTU DAN PENGENDALIAN MUTU PROYEK

Mutu (Kualitas) adalah Ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu, dengan cara membuat suatu dasar tolak ukur dan cara pengendaliannya.

Manajemen mutu adalah Aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu perusahaan atau organisasi.

Contoh :

Dalam suatu proyek gedung, pelanggan dapat berarti pemberi tugas, penyewa gedung, atau masyarakat pemakai sebagai contoh dasar kepuasan pelanggan.

Hal ini menyangkut kualitas :

  1. Produk/pelayanan/proses pelaksanaan
  2. Proses manajemen proyek itu sendiri

Pengendalian Mutu Proyek (Diffokuskan pada manajemen proyek):

  1. Continuous Quality Management, Model atau cara ini digunakan untuk meningkatkan proses bisnis sebagai cara hidup dari semua organisasi yang ingin mencapai posisi yang kompetitif dalam arus industri yang cepat.
  2. Process Management Model, Model atau cara ini digunakan untuk menghubungkan faktor kesuksesan yang kritis pada proses bisnis, membangun fondasi untuk meneruskan mengadakan suatu analisis terhadap langkah dan proses dalam meningktakan dan kesempatan yang ada.

Penggunaan Mutu dalam manajemen proyek konstruksi

Manajemen mutu/kualitas yang terpadu merupakan pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan kualitas yang diinginkan.

6 Lingkup dari pekerjaan proyek untuk menguji dan memeriksa kualitas/mutu, yaitu :

  1. Kualitas penerangan dan keputusan dari klien
  2. Kualitas proses desain
  3. Kualitas material dan komponen
  4. Kualitas kumpulan proyek
  5. Kualitas kegiatan manajemen proyek
  6. Manajemen proyek sebagai rata-rata dari peningkatan kualitas proyek

SISTEM MANAJEMEN MUTU

Sistem adalah Sistem adalah sekelompok komponen yang terdiri atas manusia dan atau bukan manusia yang diorganisasikan dan diatur sedemikian rupa sehingga komponen-komponen tersebut dapat bertindak sebagai satu kesatuan dalam mencapai tujuan, sasaran bersama, atau hasil akhir.

ISO 9000 Series

Sebagai dasar dari suatu seri standard quality management, yang merupakan persyaratan penting bagi perusahaan untuk menjamin konsistensi produksi dan pengiriman yang tepat waktu terhadap barang & jasa.

Mampu memberikan keuntungan dalam manajemen kualitas/mutu bagi semua organisasi, karena dengan penerapan ISO-9000  organisasi mampu membangun perusahaannya sehingga mempunyai kemampuan penyediaan barang dan pelayanan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Tujuan Sistem manajemen mutu

Menurut Gasperz (2002;10) tujuan dari SMM adalah sebagai berikut:

  1. Menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu; Kesesuaian antara kebutuhan dan persyaratan yang ditetapkan pada suatu standar tertentu terhadap proses dan produk yang dihasilkan oleh organisasi sangat penting.
  2. Memberikan kepuasan kepada konsumen melalui pemenuhan kebutuhan dan persyaratan proses dan produk yang ditentukan pelanggan dan organisasi;
    Keputusan pelanggan adalah reaksi emosional dan rasional positif pelanggan. Untuk mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan, segenap anggota organisasi dituntut untuk memliki kompetensi dalam menjalankan tugas dan  tanggungjawabnya masing-masing.

Syarat penggunaan dalam manajemen mutu

  1. Inspeksi

Suatu alat untuk mengukur kegiatan proses kontruksi untuk memeriksa apakah standarspesifikasi telah dicapai

  1. Quality Control

Teknik & aktivitas operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencangkup monitoring, mengeliminasi problem, mengurangi penyimpangan serta usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.

  1. Quality Assurance

Pemastian mutu ( quality assurance ) adalah seluruh tindakan yang sistematis dan terencana yang diperlukan agar terjadi kepastian dan kepercayaan terhadap mutu produk/jasa yang diberikan.

Aktivitas QA mencangkup kegiatan proses, baik internal maupun eksternal, termasuk merumuskan pelanggan. Adapun teknik da alat Quality Assurance

  • Quality Audit, Suatu tim ahli yang berasal dari pihak ketiga eksternal (bukan dari internal perusahaan) akan melakukan peninjauan proses dan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan.
  • Process Analysis, Menganalisis setiap proses untuk menemukan kemungkinan (potensi) terjadinya produk cacat ataupun proses-proses yang tidak memiliki nilai tambah kemudian carikan akar penyebabnya dan lakukan tindakan perbaikannya.
  • Mencakup berbagai teknik diagram yang membantu untuk menemukan permasalahan, ide perbaikan, pengambilan keputusan dan prioritas permasalahan yang harus diselesaikan.

 

Sumber:

Presentasi kelompok 7 (Irma & Mutya)

https://www.kajianpustaka.com/2017/11/pengertian-karakteristik-metode-manfaat-total-quality-management.html

https://kipmi.or.id/sistem-manajemen-mutu.html

PROJECT SCHEDULING

NAMA : SEVILA NISYA KUSMAYADI

NPM : 0216104080

KELAS : B – REGULER MANAJEMEN B2

DOSEN PENGAMPU : IIS ROSTIAWATI, S.E., M.M.

Critical Path Method (CPM)

  • Merupakan teknik menganalisis jaringan kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika menjalankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total.
  • Merupakan sebuah proyek adalah deretan aktivitas yang menentukan waktu tercepat yang mungkin agar proyek dapat diselesaikan.
  • Merupakan jalur terpanjang dalam network diagram dan mempunyai kesalahan paling sedikit.
  • Menghitung proyek yang waktunya sudah diketahui.
  • Tidak mempertimbangakan keterbatasan sumber daya, jadi diasumsikan sumber daya tersedia tak terbatas.

Dengan diterapkannya Critical Path Method maka dimungkinkan untuk:

  • Memperkirakan durasi minimum proyek
  • Menghitung fleksibilitas jadwal pengerjaan tugas

Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan jalur kritis ini:

  • Tertundanya pekerjaan di jalur kritis akan menunda penyelesaian jalur proyek ini secara keseluruhan.
  • Penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat dipercepat dengan mempercepat penyelesaian pekerajaan – pekerjaan di jalur kritis.
  • Slack pekerjaan jalur kritis sama dengan 0 (nol). Hal ini memungkinkan relokasi sumber daya dari pekerjaan non kritis ke pekerjaan kritis.

Terdapat dua jenis perhitungan dalam CPM

  1. Forward pass, digunakan untuk mendapatkan durasi minimum proyek dan critical path (jalur kritis)

Dimulai dari Start (initial event) menuju Finish (terminal event) untuk menghitung waktu penyelesaian tercepat suatu kegiatan (EF), waktu tercepat terjadinya kegiatan (ES) dan saat paling cepat dimulainya suatu peristiwa (E).

Aturan Hitungan Maju (Forward Pass):

Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila kegiatan yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai.

Waktu selesai paling awal suatu kegiatan sama dengan waktu mulai paling awal, ditambah dengan kurun waktu kegiatan yang mendahuluinya.
EF(i-j) = ES(i-j) + t (i-j)

Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan-kegiatan terdahulu yang menggabung, maka waktu mulai paling awal (ES) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu selesai paling awal (EF) yang terbesar dari kegiatan terdahulu.

  1. Backward Pass, digunakan untuk mengidentifikasi fleksibilitas jadwal pengerjaan tugas

Dimulai dari Finish menuju Start untuk mengidentifikasi saat paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LF), waktu paling lambat terjadinya suatu kegiatan (LS) dan saat paling lambat suatu peristiwa terjadi (L).

Aturan Hitungan Mundur (Backward Pass)

Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir dikurangi kurun waktu berlangsungnya kegiatan yang bersangkutan.
LS(i-j) = LF(i-j) t

Apabila suatu kegiatan terpecah menjadi 2 kegiatan atau lebih, maka waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut sama dengan waktu mulai paling akhir (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.

Apabila kedua perhitungan tersebut telah selesai maka dapat diperoleh nilai Slack atau Float yang merupakan sejumlah kelonggaran waktu dan elastisitas dalam sebuah jaringan kerja.

ANGGARAN PROYEK

Pengangaran adalah suatu rencana pengalokasian sumber daya. Suatu anggaran tidak hanya merupakan suatu rencana yang menjadi pedoman tetapi juga sebagai alat kontrol untuk melihat sejauh mana penyimpangan yang terjadi pada biaya aktual terhadap yang direncanakan.

Elemen-elemen Anggaran Biaya Proyek:

  1. Biaya Tenaga Kerja Langsung
  2. Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung
  3. Biaya Overhead dan Administrasi Umum

          Menurut Filley (1975) penyebab utama timbulnya konflik yang sering terjadi di lingkungan proyek adalah batas wewenang dan tanggung jawab yang kurang jelas. Adanya konflik kepentingan, hambatan komunikasi, tidak adanya pengertian bersama (konsensus).

Faktor yang menyebabkan konflik adalah:

  1. Kondisi kontrak (kurangnya kesempurnaan dalam dokumen kontrak, kegagalan dalam pembayaran, kondisi psikologi orang-orang dalam proyek)
  2. Gambar desain yang tidak lengkap
  3. Proses pekerjaan
  4. Waktu

Ditinjau dari sudut manjerial, metode-metode penanganan konflik antara lain:

  1. Memaksakan kehendak (forcing)
  2. Mencari upaya pemecahan masalah (problem solving)
  3. Berdamai atau kompromi
  4. Mendinginkan suasana

 

Sumber:

Presentasi Kelomopok  Diyan & Ismi

http://pixelbali.com/informasi-teknologi/critical-path-method.html

 

 

 

 

 

 

 

PROJECT MANAGEMENT

Nama : Sevila Nisya Kusmayadi

NPM : 0216104080

Kelas : B – Manajemen Reguler B2

Dosen Pengampu : Iis Rostiawati, S.E., M.M.

Pembahasan:

  1. Manajemen Waktu Proyek
  2. Hubungan antar aktivitas
  3. Gantt Chart
  4. PERT

Manajemen Waktu Proyek

Manajemen waktu proyek adalah tahapan mendefinisikan proses-proses yang perlu dilakukan selama proyek berlangsung berkaitan dengan penjaminan agar proyek dapat berjalan tepat waktu dengan tetap memperhatikan keterbatasan biaya serta penjagaan kualitas produk atau servis dari proyek.

Tujuan utama manajemen waktu pada proyek adalah agar pelaksanaan proyek sesuai lingkupnya dapat memenuhi target wakt proyek yang telah ditentukan. Fokus manajemen waktu adalah membuat perencanaan jadwal proyek yang handal dan optimum atas sumberdaya dan biaya serta pengendalian jadwal yang mampu mengidentifikasi dini keterlambatan untuk penanganan yang efektif dan efisien.

Faktor Penghambat Proyek

  1. Faktor material
  2. Faktor desain dan perencanaan
  3. Faktor pelaksanaan dan hubungan kerja
  4. Faktor peralatan
  5. Faktor kondisi dan keadaan di lapangan
  6. Faktor di luar kemampuan kontraktor

Hubungan Antar Aktivitas

  • Predecessors adalah suatu tugas yang harus dimulai/dakhiri sebelum tugas tertentu dimulai.
  • Successor adalah suatu tugas yang tidak dapat dimulai/diakhiri sebelum tugas tertentu dimulai/diakhiri.

hubungan aktivitas dalam manajemen proyek ada empat, yaitu:

  • Hubungan finish to start (FS)
  • Hubungan finish to finish (FF)
  • Hubungan start to start (SS)
  • Hubungan start to finish (SF)

Gantt Chart

Dikembangkan oleh Henry Laurence Gantt pada tahun 1910. Gantt chart merupakan sejenis grafik batang (Bar Chart) yang digunakan untuk menunjukan tugas-tugas pada Proyek serta Jadwal dan waktu pelaksanaannya, seperti waktu dimulainya tugas tersebut dan juga batas waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang bersangkutan. Orang atau Departemen yang ditugaskan untuk menyelesaikan Tugas dalam proyek juga harus dituliskan dalam Gantt Chart.

Kelebihan Gantt Chart

  • Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai alat komunikasi dalam penyelenggaraan proyek. Gantt Chart sangat mudah dipahami, balok horizontal (horizontal bar) dibuat pada tiap kegiatan proyek sepanjang garis waktu.Sederhana dan mudah dimengerti oleh semua tingkat manajemen sehingga dapat diterima secara luas.
  • Gantt chart digunakan untuk penjadwalan sederhana atau proyek-proyek yang
    kegiatannya tidak terlalu berkaitan atau proyek kecil.
  • Gantt Chart juga dapat digunakan untuk penjadwalan operasi yang berulang.
  • Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan sesungguhnya pada saat pelaporan
  • Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan.

Kekurangan Gantt Chart

  • Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan dan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.
  • Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan, karena pada umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.
  • Gantt chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antara
    aktivitas dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya
    terlambat atau dipercepat, sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt chart.

PERT (Program Evaluation and Review Technique)

Merupakan suatu metode yang bertujuan untuk (semaksimal mungkin) mengurangi adanya penundaan kegiatan (proyek, produksi, dan teknik) maupun rintangan dan perbedaan-perbedaan, mengkoordinasikan dan menyelaraskan berbagai bagian sebagai suatu keseluruhan pekerjaan dan mempercepat selesainya proyek-proyek (Nurhayati, 2010).

Karakteristik PERT:

Proyek yang kompleks menggunakan metode PERT, maka akan diketahui :

  • Kapan proyek selesai
  • Bagaimana urut-urutan pekerjaan, kapan mulainya dan kapan selesainya
  • Pekerjaan mana yang paling lama
  • Pekerjaan mana yang tertunda
  • Pekerjaan mana yang dapat perhatian khusus

Keterbatasan dan kelemahan diagram PERT secara umum adalah bahwa perkiraan atas waktu yang dibutuhkan bagi masing-masing kegiatan bersifat subyektif dan tergantung pada asumsi. Sehingga secara umum PERT cenderung terlalu optimis

kelebiha PERT dalam menetapkan waktu penyelesaian sebuah proyek.

  • PERT memiliki asumsi bahwa proyek yang akan dilaksanakan adalah baru,
  • tidak ada contoh sebelumnya. Berdasarkan atas asumsi itu, maka orientasi dari metode PERT adalah mengoptimalkan waktu penyelesaian proyek dan belum menekankan soal minimisasi biaya. Oleh karena belum ada pengalaman sebelumnya, maka waktu penyelesaian pekerjaan tertentu yang ada dalam proyek bersifat probabilistik.
  • PERT mencoba mengestimasi waktu aktivitas ini dengan formula. Bahkan,
    PERT juga mencoba mencari suatu ukuran tentang variabilitas waktu penyelesaian paling awal.
  • PERT dapat bekerja dengan ketidakpastian melalui penggunaan waktu probabilitas (Ma’arif, Syamsul Mohammad dan Tanjung, Hendri, 2003). Bila waktu
    kegiatan individual acak, maka waktu proyek juga akan acak. Bila waktu kegiatan
    tidak pasti, lintasan kritis pun bersifat acak. Hanya saja, karena bekerja dengan
    ketidakpastian, maka lintasan kritis penyelesaian proyek pun menjadi tidak pasti.
    Inilah gambaran dari metode PERT, yaitu risiko ketidakpastian.
  • Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan seperti
    menit, jam, hari, minggu atau bulan adalah unit umum yang biasa digunakan waktuuntuk penyelesaian suatu kegiatan. Sebuah fitur yang membedakan PERT adala kemampuannya untuk menghadapi ketidakpastian di masa penyelesaian kegiatan.

Aturan diagram PERT

  • Satu kegiatan hanya boleh diwakili satu anak panah
  • Tidak ada 2 kegiatan yang ditunjukkan oleh ekor kejadian dan kepada kejadian
    yang sama.

  • Untuk mengatasi masalah seperti di atas dibuat kegiatan dummy : (tidak ada)

  • Untuk menyakinkan hubungan urutan yang benar maka buat daftar pertanyaan :
    • Kegiatan apa yang harus selesai terlebih dahulu sebelum kegiatan ini
      dilakukan ?
    • Kegiatan apa yang harus mengikuti kegiatan-kegiatan ini ?
    •  Kegiatan apa yang harus dikerjakan serentak ?

 

Sumber:

Presentasi kelompok (Aniza & Reni)

http://jawarakesehatan.blogspot.com/2016/12/makalah-gant-chart-dan-cara-membuatnya.html

https://fairuzelsaid.wordpress.com/2009/10/26/pasi-teknik-penjawalan-proyek-menggunakan-pert-program-evaluation-and-review-technique/

PROJECT MANAGEMENT

Nama : Sevila Nisya Kusmayadi

NPM : 0216104080

Kelas : B – Manajemen Reg B2

Dosen Pengampu : Iis Rostiawatim S.E., M.M.

1. Human Resource Management Project

Merupakan proses mengatur, mengelola, dan memimpin sumber daya manusia yangada dalam sebuah proyek dan menggunakannya sesuai dengan porsi dan kemampuan masing-masing untuk mencapai hasil yang efektif dan efisien. Dalam pelaksanaannya proyek ini merupakan proyek yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat pemanfaatan sumberdaya manusia yang terlibat dalam suatu proyek agar lebih efektif.

Manajemen human resource dibutuhkan dalam proyek untuk memastikan bahwa tenaga ahli yang ditugaskan kompeten dan telah bekerja secara profesional.

Secara umum, ada empat tahap dalam proses human resource manajemen proyek:

  • Plan human resource management, merupakan proses identifikasi dan dokumentasi peran proyek, tanggungjawab, keterampilan yang dibutuhkan, dan mencipatakan rencana kerja manajemen kepegawaian.
  • Acquire project team, merupakan proses mengkonfirmasi ketersediaan sumberdaya dan memperoleh tim yang diperlukan untuk meyelesaikan kegiatan proyek.
  • Develope the project team, merupakan proses peningkatan kompetensi, interaksi anggota tim, dan lingkungan tim secara keseluruhan untuk meningkatkan kinerja proyek.
  • Manage project team, merupakan proses kerja anggota tim pelacakan, memberikan umpan balik, menyelesaikan masalah, dan mengelola perubahan untuk mengoptimalkan kinerja proyek.

2. Linear responsibility Chart (LRC)

LRC disebut juga matriks tanggung jawab yang digunakan dalam manajemen proyek. Matriks ini menjelaskan peran dan tanggung jawab antar bagian di dalam suatu proyek atau proses. Matriks ini berbentuk tabel dan memiliki tiga kunci, yaitu:

  • aktivitas/kegiatan
  • penanggungjawab/stakeholder
  • tingkat partisipasi

Rumus LRC terdiri dari:

R = Responsible (Harus jelas siapa penanggungjawabnya)

A = Accountable (Harus jelas siapa penanggungjawabnya)

C = Consult (Jangan terlalu banyak konsultasi karena akan banyak orang terlibat)

I = Information (orang yang perlu mengetahui tindakan dan hasil ataupun keputusan yang telah diambil)

Langkah-langkah Pembuatan RACI Chart:

  • Mengidentifikasikan proses dan fungsi pekerjaan yang diinginkan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Proses permasalahan tersebut perlu diselidiki dan dipelajari secara menyeluruh dan menetapkan objektif atau tujuan yang ingin dicapainya.
  • Mengidentifikasikan peran dan fungsi pekerjaan yang harus dilakukan, mengidentifikasikan –pihak-pihak yang terkena dampak permasalahan tersebut dan siapa yang harus melakukan pekerjaan tersebut.
  • Menetapkan orang yang melaksanakan tugas atau pekerjaan. Manajemen perlu menetapkan peran dan tanggung jawab untuk masing-masing individu.
  • Mengidentifikasikan orang yang melaksanakan tugas/pekerjaan (Responsible) dan pihak-pihak yang dimasukan kedalam daftar A (accountable), C (consulted) dan I (informed). Pada Diagram RACI ini, hanya ada satu orang/pihak pelaksana. Sedangkan A, C dan I dapat terdiri dari 2 pihak atau lebih.
  • Meninjau kembali tugas-tugas tersebut sehingga tidak terjadi penggandaan kerja dan proses.

Contoh RACI Chart

3. Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas kerja adalah kemampuan karyawan dalam berproduksi dibandingkan dengan input yang digunakan, seorang karyawan dapt dikatakan produktif apabila mampu. Sementara itu produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumberdaya manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. peningkatan produktivitas hanya mungkin dilakukan oleh manusia (Siagian : 2002).

Dalam perkembangan perusahaan dipengaruhi dua faktor, yaitu:

  • Faktor ekstern, diantaranya perusahaan pesaing, inat konsumen pada produk, lokasi geografis perusahaan.
  • Faktor intern diantaranya tingkat output yang diproduksi, biaya produksi, volume penjualan, kualitas produk. dll

Sumber yang mempengaruhi produktivitas, antara lain :

  • Bersumber dari pekerjaan

Suatu pekerjaan yang banyak memerlukan gerakan yang dapat mengakibatkan produktivitas kerja menjadi rendah. Oleh karena itu, agar gerakan dalam melakukan pekerjaan cepat dan tepat terlebih dahulu diadakan “Time and Motion Study”. Dengan dua studi tersebut dapat tercipta gerakan  – gerakan yang efektif dan dapat memperlancar pekerjaan sekaligus mengurangi kesalahan karyawan.

  • Bersumber dari karyawan itu sendiri.

Semangat dan kegairahan kerja para karyawan merupakan unsur penting guna mencapai produktivitas yang tinggi. Maka sebaiknya pimpinan memperhatikan unsur penting tersebut seperti melalui :

  • Gaji yang memadai
  • Kebutuhan karyawan perlu diperhatikan
  • Penempatan karyawan pada posisi yang tepat.

Sumber:

https://www.slideshare.net/riawanbangkit/project-human-resource-management-15586946

https://www.academia.edu/32354906/PROJECT_HUMAN_RESOURCE_MANAGEMENT_Diajukan_untuk_memenuhi_laporan_presentasi_mata_kuliah_Manajemen_Proyek_Oleh

https://kecklojen.malangkota.go.id/2016/09/21/pengertian-produktivitas-kerja-dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhinya/

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-raci-chart-dan-cara-membuatnya/

Presentasi Kelompok (Melinda Apriliyani)

Google.co.id (Gambar-Gambar

 

POHON KEPUTUSAN (DECISION TREE)

Pengertian

Pohon keputusan (atau decision tree) merupakan model  analisis pemecahan masalah pengambilan keputusan dimana pemetaan mengenai alternatif-alternatif pemecahan masalah yang dapat diambil dari masalah tersebut. Pohon tersebut juga memperlihatkan faktor-faktor kemungkinan/probablitas yang akan mempengaruhi alternatif-alternatif keputusan disertai dengan estimasi hasil akhir yang akan didapat bila kita mengambil alternatif keputusan tersebut.

Tujuan pohon keputusan atau decision tree, yaitu :

  • Memahamu kasus dan seluruh aspek yang terkait
  • Menggambarkan kerangka berfikir yang sistematis
  • Menggambarkan struktur pengambilan keputusan yang dilakukan desicion maker sepanjang tahapan atau urutan waktu termasuk seluruh kemungkinan keputusan dan outcome

Kelebihan Pohon Keputusan

  • Daerah pengambilan keputusan yang sebelumnya kompleks dan sangat global, dapat diubah menjadi lebih simpel dan spesifik.
  • Eliminasi perhitungan-perhitungan yang tidak diperlukan, karena ketika menggunakan metode pohon keputusan maka sample diuji hanya berdasarkan kriteria atau kelas tertentu.
  • Fleksibel untuk memilih fitur dari internal node yang berbeda, fitur yang terpilih akan membedakan suatu kriteria dibandingkan kriteria yang lain dalam node yang sama. Kefleksibelan metode pohon keputusan ini meningkatkan kualitas keputusan yang dihasilkan jika dibandingkan ketika menggunakan metode penghitungan satu tahap yang lebih konvensional
  • Dalam analisis multivariat, dengan kriteria dan kelas yang jumlahnya sangat banyak, seorang penguji biasanya perlu untuk mengestimasikan baik itu distribusi dimensi tinggi ataupun parameter tertentu dari distribusi kelas tersebut. Metode pohon keputusan dapat menghindari munculnya permasalahan ini dengan menggunakan criteria yang jumlahnya lebih sedikit pada setiap node internal tanpa banyak mengurangi kualitas keputusan yang dihasilkan.

Kekurangan Pohon Keputusan

  • Terjadi overlap terutama ketika kelas-kelas dan criteria yang digunakan jumlahnya sangat banyak. Hal tersebut juga dapat menyebabkan meningkatnya waktu pengambilan keputusan dan jumlah memori yang diperlukan.
  • Pengakumulasian jumlah eror dari setiap tingkat dalam sebuah pohon keputusan yang besar.
  • Kesulitan dalam mendesain pohon keputusan yang optimal.
  • Hasil kualitas keputusan yang didapatkan dari metode pohon keputusan sangat tergantung pada bagaimana pohon tersebut didesain.

Contoh Kasus Pohon Keputusan

Perusahaan “F” (tempat saya bekerja) sedang membuka beberapa lowongn kerja, salah satu lowongan yang paling urgent adalah kebutuhan karyawan dari jurusan teknik yang ada di salah universitas negeri di Malang, perusahaan F harus bersaing dengan perusahaan bonafid lainnya dalam mendapatkan karyawan dari lulusan kampus tersebut. Ada beberapa alernatif yang dipikirkan tim HRD dalam merekrut karyawan dari jurusan teknik kampus tersebut untuk memenuhi kebutuhan karyawan.

Gambar Pohon Keputusan

Nama : Sevila Nisya Kusmayadi

NPM : 021104080

Kelas : B Reg. B2/Manajemen

Dosen Pengampu: Iis Rostiawati S.E., M.M.

 

Sumber:

http://lindasilfia.blogspot.com/2017/06/makalah-teori-keputusan-dan-pohon.html#targetText=Pohon%20keputusan%20adalah%20salah%20satu,keputusan%20dan%20aturan%2Daturan%20keputusan.

Presentasi Kelompok 3 Fahmi & Agung