PROJECT COST MANAGEMENT

NAMA

NPM

KELAS/FAKULTAS

DOSEN PENGAMPU

 

ANGGARAN PROYEK

Anggara proyek Adalah seni memperkirakan (the Art of Approximating) kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia pada suatu proyek.

Tujuan

  • Untuk menyatakan harapan atau sasaran perubahan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghndari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen.
  • Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak yang terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung dan dilaksanakan.
  • Untuk menyediakan rencana rinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarah yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.
  • Untuk mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya.
  • Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi.

Hubungan anggara proyek dan manajemen proyek

  • Perkiraan Biaya memegang peranan peting dalam penyelengaraan manajemen proyek. Anggaran proyek dipergunakan untuk :
  • Mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek
  • Merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti material, tenaga kerja, pelayanan
  • maupun waktu
  • Sebagai acuan dasar pelaksanaan proyek

Manfaat Anggaran Proyek

  • Anggaran merupakan hasil dari proses perencanaan, berarti anggaran mewakili kesepakatan negosiasi di antara partisipan yang dominan dalam suatu organisasi mengenai tujuan kegiatan di masa yang akan dating.
  • Anggaran merupakan gambaran tentang prioritas alokasi sumber daya yang dimiliki karena dapat bertindak sebagai blue print aktivitas perusahaan
  • Anggaran merupakan alat komunikasi internal yang menghubungkan departemen (divisi) yang satu dengan departemen (divisi) lainnya dalam organisasi maupun dengan manajemen puncak.
  • Anggaran menyediakan informasi tentang hasil kegiatan yang sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.
  • Anggaran sebagai alat pengendalian yang mengarah manajemen untuk menentukan bagian organisasi yang kuat dan lemah, hal ini akan dapat mengarahkan manajemen untuk menentukan tindakan koreksi yang harus diambil.
  • Anggaran mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan untuk bekerja dengan konsisten, efektif dan efisien dalam kondisi kesesuaian tujuan antara tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan.

Dalam menyusun hendaknya didahului dengan survey untuk mengkaji hal-hal berikut :

  • Kondisi lokasi
  • Keperluan akomodasi
  • Jalur logistik
  • Sarana komunikasi

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses penganggaran

  1. Perencanaan

Perencanaan adalah fondasi sebuah proyek. Tanpa rencana yang matang, pengejaan tidak akan berjalan lancar dan akan ada banyak masalah yang bisa menghambat pengerjaan proyek. Beberapa aspek yang perlu direncanakan adalah

  • Anggaran
  • Jadwal Pengerjaan
  • Pengelolahan bahan material dan alat-alat proyek
  1. Kontrol dan Pengawasan

Pada saat pengerjaan, proyek membutuhkan kontrol dan pengawasan yang baik, agar prosesnya tidak melenceng dari rencana yang telah dibuat sebelumnya. Contohnya :

  • Keterlambatan penyediaan bahan material
  • Penyediaan jenis alat yang tidak sesuai
  • Pengerjaan yang harus dilakukan ulang karena memiliki hasil yang tidak bagus.
  • Project Cost Management (Manajemen Biaya Proyek) adalah sebuah metode yang menggunakan teknologi untuk mengukur biaya dan produktivitas melalui siklus hidup penuh proyek tingkat perusahaan.

Proses dalam cost management:

  1. Perencanaan sumber daya
  2. Estimasi
  • Tipe Estimasi Biaya
  • Alat Bantu dan Teknik Estimasi Biaya: Pendekatan atas-bawah, Pendekatan bawah-atas, dan Pendekatan parametric

Estimasi biaya harus sudah dilakukan sejak tahap konsepsi proyek. Dengan demikian perkiraan biaya proyek dapat dilakukan dengan baik sehingga menghasilkan estimasi biaya yang akurat. Artinya estimasi biaya tidak terlalu tinggi yang menyebabkan tidak mampu bersaing dengan perusahaan lain dalam tahap tender, atau tidak terlalu rendah yang meski dapat memenangkan tender namun ujungnya mengalami kesulitan pendanaan karena diangarkan kurang. Terkadang perkiraan biaya yang rendah dilakukan dengan sengaja untuk maksud sekedar memenangkan  tender. Setelah tender dimenangkan, kemudian dilakukan negosiasi dengan klien untuk memperbesar nilai proyek. Yang demikian ini disebut buy in. Praktek seperti ini beresiko dan tidak etis, namun banyak dilakukan yang berujung pada korupsi.

Estimasi biaya untuk pekerjaan yang sifatnya renovasi atau adaptasi bisa didasarkan pada pekerjaan serupa yang pernah dilakukan, akan tatapi untuk pekerjaan yang bersifat pengembangan dan belum pernah ada pekerjaan serupa di masa lalu, maka estimasi benar-benar menjadi suatu pekerjaan yang kritikal.

Setidaknya ada tiga pendekatan pokok dalam memperkirakan biaya dilihat dari cara pengumpulan informasi, yaitu:

  • Perkiraan Biaya secara top-down

Dalam pendekatan ini, manajer puncak memperkirakan biaya seluruh proyek, Selanjutnya, gambaran umum estimasi proyek tersebut diberikan kepada manajer di bawahnya untuk melakukan estimasi biaya untuk paket kerja yang lebih kecil yang menjadi bagian dari keseluruhan pekerjaan proyek. Hal ini dilakukan sampai pada level manajer tingkat paling bawah. Batasan estimasi biaya untuk manajer tingkat lebih bawah adalah bahwa mereka tidak bisa mengusulkan eatimasi biaya yang lebih besar dari yang sudah diperkirakan oleh manajer di atasnya.

  • Perkiraan Biaya secara Bottom Up

Pada pendekatan ini,  pertama-tama yang dilakukan adalah merinci pekerjaan proyek menjadi pekerjaan-pekerjaan yang lebih detail. Selanjutnya, orang-orang yang terlibat dalam pengerjaan paket kerja diminta pendapatnya mengenai biaya yang dibutuhkan dan waktu untuk penyelesaian suatu paket pekerjaan. Pendekatan  Bottom Up ini jarang digunakan karena riskan dari sudut pandang manajer puncak. Ada kecenderungan kekurangpercayaan manajer puncak terhadap bawahannya yang mungkin akan melebih-lebihkan (mark-up) perkiraan biaya yang diperlukan untuk menjamin keberhasilan di departemennya masing-masing.

  • Kombinasi Top Down dan Bottom Up

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang banyak digunakan dalam mengestimasi biaya. Pada pendekatan ini, manajer tingkat atas mengundang bawahannya untuk mengajukan usulan perkiraan biaya pekerjaan.. Selanjutnya bawahwan tersebut menyampaikan permintaan manajer tingkat atas tersebut ke tingkat yang lebih bawah melalui departemen, devisi, seksi sampai subeksi . Usulan dari bawah tersebut selanjutnya dikumpulkan. Saat meminta usulan perkiraan biaya dari bawahannya, manajer puncak memberi catatan tntang batasan-batasan yang diperbolehkan dalam memperkirakan biaya, baik menyangkut jumlah maupun prioritas pekerjaan. Dengan demikian ketika bahawan mengajukan usulan perkiraan biaya, maka catatan dari manajer puncak telah menjadi pertimbangan.

  1. Penganggaran biaya
  • Elemen-elemen Anggaran Biaya Proyek : Biaya tenaga kerja langsung, Biaya tenaga kerja tidak langsung, dan Biaya overhead dan administrasi umum
  1. Pengendalian biaya

PENYUSUNAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

Rencana anggaran biaya suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah serta biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.

Tahap penyusunan:

  • Bill of Quantity (BQ)
  • Analisis Biaya Konstruksi (SNI)
  • Harga Satuan Pekerja (HSP)
  • Rencana Anggara Biaya (RAB)
  • Rekapitulasi

Komponen penyusunan RAB

  • Kebutuhan Material (unsur bahan)
  • Upah tenaga kerja (unsur upah)
  • Biaya peralatan (unsur upah/bahan)
  • Biaya tidak langsung (unsur upah/bahan)

Pembagian Rencana anggaran biaya kasar

  • Rencana Anggaran Biaya Kasar

Contoh:

1) luas bangunan 100 m

2) harga Rp 75.000/m

3) harga seluruhnya = 100 x Rp 75.000 = Rp 7.500.000

  • Rencana Anggaran Biaya Terperinci

Penyusunan anggaran biaya yang dihitung secara terperinci didasarkan atau didukung oleh:

1) bestek,

2) gambar bestek,

3) harga satuan pekerjaan

Contoh penggunaan teknik perhitungan adalah sebagai berikut.

1)  Cara Harga Satuan

  • Semua harga satuan dan volume setiap jenis pekerjaan dihitung.
  • Misalnya: 1 m beton bertulang harganya Rp 205.000,00 dan volume pekerjaan 100 m maka biaya seluruhnya:
  • 100 m x Rp 205.000,00 = Rp 20.500.000,00.

2) Cara Harga Seluruhnya

  • Dihitung volume bahan-bahan yang dipakai dan buruh yang dikaryakan , kemudian dikalikan dengan harga masing-masing dan dijumlahkan.

 

Sumber:

Presentasi Kelompok: Akmal & Shilla

https://sites.google.com/site/operasiproduksi/estimasi-biaya-dan-penganggaran-proyek